SANDIWARA HUJAN

by Unknown , at 21.23 , has 0 komentar


Hujan yang meletakan payung, mantel, sepatu berteduh di sebuah pohon matanya memandang tiang listrik, jembatan, aspal dan kendaraan dengan suara bising

“mataku mulai berair dan merah karena matahari sedang membuat lubang di langit hingga cahayanya tak terasa gaib”

Sementara air terus naik ke permukaan menutup jalanan yang dipenuhi pedagang kaki lima

“wahai hujan, untuk apa kau berteduh di pohon itu? pohon itu sudah tua dan akan tumbang tertiup angin, menyingkirlah!

Yang aku pikirkan bukan angin atau badai menumbangkan pohon ini, akan tetapi suara bising kendaraan, tiang listrik, sepatu, mantel dan payung yang merobohkannya.

Angin bermain di daundaun hijau
menari seperti burung gereja di pinggir kota
ranting – ranting berdenyit memanggil hati nurani
untuk kami yang hilang tak berarti
oh, pohon jalan kenapa hijrah dari hutan
mengapa membawa kicau burung di tengah kebisingan
mengapa rindang di bawah jembatanjembatan
dan mengapa angin masih saja bertiup sahaja
ataukah angin ini yang menjemputmu lagi?
kembali ke hutan dengan sunyi dan ketenangan

Seorang lelaki muda turut berteduh bersama hujan, badannya luntur akibat terdiam dalam gedung, mall, hotel dan rumah batu

“kau hujan, asalmu dari laut, langit dan bumi. Mengapa disini? Dalam kota yang tak berhati?”

“aku ingin menjadi keluarga manusia”

"pulanglah!, manusia sudah tak memiliki keluarga. Jangankan hutan, badai, gelombang, guntur, musim, manusia itu sendiri pun sudah tak diakui”

Sementara itu lelaki muda menggoda petir yang keluar dari mata hujan setelah mendengar ucapan itu.

Aku telah menyimpan sungai dalam kepalaku
ku siram hutan gundul bekas tambang dan ilegal logging
membawa peradaban baru bagi suku – suku yang terampas
menumpahkan kebun binatang dalam jantung – jantung hutan
hanya untuk kedamaian bukan fatamorgana
disini, di kota yang tua dan rapuh
aku menjerit melempar undang – undang berupa banjir dan longsor
ke wajah yang menjadi topeng dan cermin
hanya untuk memenjarakan para pemburu
bukan fatamorgana

oh, tuhan jangan ciptakan aku lagi
biarkan manusia menderita kekeringan seumur hidupnya.

Hujan jatuh terkulai di bawah pohon jalan teriring pohon tumbang tertimpa tiang listrik, pedagang kaki lima, lelaki muda dan asap kendaraan.
SANDIWARA HUJAN
About
SANDIWARA HUJAN - written by Unknown , published at 21.23 . And has 0 komentar
0 komentar Add a comment
Bck
Cancel Reply
Theme designed by inaprofit.com - Ndybook - Published by O-KAO
Powered by O-KAO