PUISI
by Unknown , at 08.59 , has 0
komentar
Aku hanya menghabiskan uang receh dan beberapa kretek untuk menyimpan foto, jaket dan topimu. Bibirku masih tersisa di gelas kopi, kau menghapusnya dengan ciuman. Di temaram bulan, angin tak bisa ditangkap. Hinggap dalam kata-kata kemudian mabuk di meja kerja, sepanjang malam.
Hatiku adalah milikmu. Siapakah yang lebih menyedihkan? puisi yang menceritakan dirinya sendiri atau kata yang membunuh maknanya sendiri? Seperti manusia yang membawa jiwa ke dalam dosa. Sungguh menunggu jawaban adalah menghitung uang receh untuk membeli foto, jaket dan topi di pasar imajinasi.
About
PUISI - written by Unknown , published at 08.59 . And has 0
komentar
0
komentar Add a comment
Bck