Kisah Cinta Sejati "Aku Mencintaimu"
"Disini aku masih sendiri
Merenungi hari - hari sepi
Aku tanpa mu
Masih tanpamu
Bila esok hari datang lagi
Ku coba tu hadapi semua ini
Meski tanpa mu, masih tanpamu"
"la la la la la la"
Sesekali mulut Fanya ikut bersenandung mengikuti lagu yang mengalun dari handset yang terpasang di telinganya sementara tangannya sendiri dengan terampil mencabuti rumput - rumput liar yang tumbuh diantara tanaman hias yang tumbuh di pelataran rumahnya.
Sebuah senyuman terukir manis di bibirnya setelah usahanya menyingkirkan tumbuhan perusak pemandangan, apalagi saat melihat bunga - bunga yang selama ini ia rawat mulai bermekaran. Mumpung libur ia memang sengaja berniat untuk membersihkan halamannya yang telah terlantar selama seminggu. Setelah dirasa beres ia segera bangkit berdiri namun hampir saja ia jatuh saking terkejutnya saat mendapati Sosok Ivang yang berdiri tepat di belakangnya.
"Astaga ivang. Loe pengen bikin gue mati muda ya?" Geram Fanya sambil mengusap dada.
"Ha ha ha, Jangan lebay. Sejak kapan loe menderita sakit jantung" balas Ivang sambil tertawa.
"Loe ngapain disini?" tanya Fanya dengan kening berkerut sambil mengamati penampilan Ivang dari ujung kepala samapai keujung kaki. "Mana rapi gila lagi, Keren" Sambung Fanya sambil menghirup udara disekelilingnya "Ah sama wangi juga".
"Hufh..." Bukannya menjawab Ivang justru malah menghembuskan nafas berat. Tanpa berkata ia segera bebalik menuju kearah bangku di bawah pohon mangga yang memang tumbuh di perkarangan rumah Fanya. Melihat ulah sahabatnya itu mau tak mau Fanya juga mengikutinya.
"Loe kenapa?" Tanya Fanya beberapa saat kemudian.
"Kencan gue batal".
"HA?".
"Bisa nggak si loe membuat ekspresi yang laen?" tanya Ivang tak bersemangat.
"Maksut gue kok bisa kencan loe batal?" Tanya Fanya meralat.
Ivang Terdiam. Sama sekali tidak menjawab. Justru malah di keluarkannya Tiket nonton dari dalam saku celananya. Fanya ikutan terdiam sambil melirik ulah sahabatnya itu yang menurutnya terlihat menyedihkan.
"Padahal gue udah nyusun rencana untuk seharian ini" Ivang bergumam lirih.
"Ya udah dari pada mubazir gimana kalau loe ngajak gue aja?" tanyaFanya langsung.
"Sama loe?" ulang Ivang terlihat berfikir sambil menatap kearah Fanya. Kali ini fanya hanya membalas dengan anggukan.
"Boleh juga, Kalau begitu ayo kita pergi sekarang" Sahut Ivang terlihat bersemangat sambil bangkit berdiri.
"Ya ela, gak langsung sekarang juga kali. Gue ganti baju dulu. Masa loe keren gitu gue nya cuma pake kaos gak jelas gini" Ujar fanya mengingatkan. Gantian Ivang yang mengangguk sambil tersenyum membenarkan.
Dan tiga puluh menit kemudian keduanya sudah duduk bersantai di dalam mobil. Siap mejalankan acara kencan dadakan.
Mengikuti rencana kencan yang sudah Ivang siapkan mereka langsung menuju ketaman hiburan. Fanya si setuju saja. Secara itu juga idenya dia kemaren saat ivang menanyakan tempat yang tepat. Ia juga menjawabnya secara refleks berdasarkan Drama - drama korea yang ia tonton. Dan kemaren juga ivang langsung menyetujui sarannya tanpa protes. Hanya saja yang tidak ia duga justru Ivang malah kencan bersamanya saat ini.
Selama di taman hiburan Fanya tak henti tertawa. Ia benar - benar baru menyadari kalau ivang adalah orang yang sangat menyenangkan. Bahkan setelah hampir sepuluh tahun ia mengenalnya. Hampir seluruh wahana permain di taman itu telah ia mainkan.
"Cape ya?" tanya Ivang saat keduanya duduk di salah satu bangku.
"Lumayan, Tapi ini benar - benar hari yang menyenangkan" Balas Fanya jujur.
"Tunggu disini sebentar".
"Eh loe mau kemana?" Tanya Fanya saat mendapati Ivang bangkit berdiri meninggalkannya. Namun ivang tidak menjawab ia hanya memberi isarat agar fanya menuruti apa yang ia katakan. Melihat itu fanya hanya angkat bahu.Lagi pula ia benar - benar lelah setelah tadi sempat berterik terika nggak jalas.
"Loe haus kan?. Ini buat loe".
Fanya menoleh kaget. Ia baru menyadari kalau ivang kini sudah berada di sampingnya sambil menyodorkan minuman dingin tepat di hadapannya.
"Ma kasih" Balas Fanya sambil meraih minuman itu dan langsung meneguknya karena kebetulan Ivang juga sudah membukakan untuknya.
"Ah gue baru tau kalau ternyata loe itu baik juga. pengertian lagi" Kata Fanya setengah bercanda.
"Loe kan emang selalu terlambat menyadarinya".
"Ha?".
"Oh ya, abis ini kita mau kemana lagi" Ivang balik bertanya sambil mengalihkan topik pembicaraan.
"Kemana aja boleh. Gue si ngikut aja".
"Ya udah kalau gitu gimana kalau kita makan dulu, Gue baru nyadar kalau kita belum makan siang".
"Ah bener juga, Perut gue juga laper nie. Tadi pagi juga cuma sarapan nasi goreng".
"Ya udah kalo gitu. ayo kita cari makanan" Ajak Ivang sambil bangkit berdiri Dikuti Fanya disampingnya.
Selesai makan keduanya kembali melanjutkan acara kencan mereka. Setelah mengunjungi taman hiburan mereka jalan - jalan ke mall. Dilanjutkan dengan menonton.
Barulah saat hari sudah malam Ivang mengantarnya pulang.
"Loe tau, Seumur hidup mungkin ini adalah hari yang paling menyenangkan" Kata Fanya saat Ivang mengantarnya pulang. "Ma kasih ya" Sambung Fanya tulus.
"Loe seneng?" tanya Ivang mengangapi.
"SANGAT" Fanya meyakinkan.
Ivang terdiam membuat Fanya ikut terdiam beberapa saat sebelum kemudian ia menyadari sesuatu.
"Oh, gue lupa. Maaf ya".
"Maaf?. Untuk?" tanya Ivang heran.
"Gue harusnya nggak boleh seseneng ini saat tau kalau loe justru lagi sedih karena kencan loe bersama gadis yang loe sukai gagal tapi loe malah terpaksa jalan sama gue".
"Gimana kalau gue bilang kencan gue berhasil".
"Ha?".
"Gimana kalau gue bilang hari ini gue berhasil mengajak orang yang selama ini gue suka jalan?. Gimana kalau gue bilang bahwa orang yang gue suka itu loe?".
Kali ini mulut Fanya terbuka tapi tanpa suara. Bahkan kata "Ha" sekalipun tidak mampu melewati kerongkongannya.
"Fanya, Gue Suka Sama loe" Tambah ivang lagi. Kali ini lebih terdengar tegas dan mantap.
"Kenapa harus gue?" tanya Fanya setelah berhasil mendapatkan pita suaranya kembali.
"Karena cinta bukan Pilihan".
"Gue nggak bisa memilih sama siapa gue harus jatuh cinta. Semua itu terjadi dengan sendirinya. Hanya saja selama ini gue takut untuk mengungkapkannya. Karena gue tau kalau loe sama sekali tidak percaya akan cinta. Tapi kalau gue boleh berharap, Untuk kali ini aja loe mau mencobanya. Loe mau mencobanya bareng gue".
Lama Fanya terdiam sebelum kemudian Kepalanya mengangguk berlahan tak lupa sebuah senyum menghiasi bibirnya.
Hei, Walaupun cinta itu belum ada namun tiada salahnya untuk mencoba bukan ???....
End....
OKE, FINISH!!!!.... Wukakakka, gaje banget ya?... ha ha ha, maklum ini ide dadakan waktu dengerin lagunya Ayusita feat Raffi ahmad "Jangan bilang tidak". Nah sebenernya ku khusus ambil bagian Reff nya doank. yang pas bagian "Jangan bilang tidak bila kita belum mencoba, siapa tau akan sama hatiku dan juga hatimu".... huwahahaha #sarap....
Oke deh, biar afdhol, sekalian aja ku kasi lirik lagunya versy full...
Sesekali mulut Fanya ikut bersenandung mengikuti lagu yang mengalun dari handset yang terpasang di telinganya sementara tangannya sendiri dengan terampil mencabuti rumput - rumput liar yang tumbuh diantara tanaman hias yang tumbuh di pelataran rumahnya.
Sebuah senyuman terukir manis di bibirnya setelah usahanya menyingkirkan tumbuhan perusak pemandangan, apalagi saat melihat bunga - bunga yang selama ini ia rawat mulai bermekaran. Mumpung libur ia memang sengaja berniat untuk membersihkan halamannya yang telah terlantar selama seminggu. Setelah dirasa beres ia segera bangkit berdiri namun hampir saja ia jatuh saking terkejutnya saat mendapati Sosok Ivang yang berdiri tepat di belakangnya.
"Astaga ivang. Loe pengen bikin gue mati muda ya?" Geram Fanya sambil mengusap dada.
"Ha ha ha, Jangan lebay. Sejak kapan loe menderita sakit jantung" balas Ivang sambil tertawa.
"Loe ngapain disini?" tanya Fanya dengan kening berkerut sambil mengamati penampilan Ivang dari ujung kepala samapai keujung kaki. "Mana rapi gila lagi, Keren" Sambung Fanya sambil menghirup udara disekelilingnya "Ah sama wangi juga".
"Hufh..." Bukannya menjawab Ivang justru malah menghembuskan nafas berat. Tanpa berkata ia segera bebalik menuju kearah bangku di bawah pohon mangga yang memang tumbuh di perkarangan rumah Fanya. Melihat ulah sahabatnya itu mau tak mau Fanya juga mengikutinya.
"Loe kenapa?" Tanya Fanya beberapa saat kemudian.
"Kencan gue batal".
"HA?".
"Bisa nggak si loe membuat ekspresi yang laen?" tanya Ivang tak bersemangat.
"Maksut gue kok bisa kencan loe batal?" Tanya Fanya meralat.
Ivang Terdiam. Sama sekali tidak menjawab. Justru malah di keluarkannya Tiket nonton dari dalam saku celananya. Fanya ikutan terdiam sambil melirik ulah sahabatnya itu yang menurutnya terlihat menyedihkan.
"Padahal gue udah nyusun rencana untuk seharian ini" Ivang bergumam lirih.
"Ya udah dari pada mubazir gimana kalau loe ngajak gue aja?" tanyaFanya langsung.
"Sama loe?" ulang Ivang terlihat berfikir sambil menatap kearah Fanya. Kali ini fanya hanya membalas dengan anggukan.
"Boleh juga, Kalau begitu ayo kita pergi sekarang" Sahut Ivang terlihat bersemangat sambil bangkit berdiri.
"Ya ela, gak langsung sekarang juga kali. Gue ganti baju dulu. Masa loe keren gitu gue nya cuma pake kaos gak jelas gini" Ujar fanya mengingatkan. Gantian Ivang yang mengangguk sambil tersenyum membenarkan.
Dan tiga puluh menit kemudian keduanya sudah duduk bersantai di dalam mobil. Siap mejalankan acara kencan dadakan.
Credit Gambar : Ana Merya
Mengikuti rencana kencan yang sudah Ivang siapkan mereka langsung menuju ketaman hiburan. Fanya si setuju saja. Secara itu juga idenya dia kemaren saat ivang menanyakan tempat yang tepat. Ia juga menjawabnya secara refleks berdasarkan Drama - drama korea yang ia tonton. Dan kemaren juga ivang langsung menyetujui sarannya tanpa protes. Hanya saja yang tidak ia duga justru Ivang malah kencan bersamanya saat ini.
Selama di taman hiburan Fanya tak henti tertawa. Ia benar - benar baru menyadari kalau ivang adalah orang yang sangat menyenangkan. Bahkan setelah hampir sepuluh tahun ia mengenalnya. Hampir seluruh wahana permain di taman itu telah ia mainkan.
"Cape ya?" tanya Ivang saat keduanya duduk di salah satu bangku.
"Lumayan, Tapi ini benar - benar hari yang menyenangkan" Balas Fanya jujur.
"Tunggu disini sebentar".
"Eh loe mau kemana?" Tanya Fanya saat mendapati Ivang bangkit berdiri meninggalkannya. Namun ivang tidak menjawab ia hanya memberi isarat agar fanya menuruti apa yang ia katakan. Melihat itu fanya hanya angkat bahu.Lagi pula ia benar - benar lelah setelah tadi sempat berterik terika nggak jalas.
"Loe haus kan?. Ini buat loe".
Fanya menoleh kaget. Ia baru menyadari kalau ivang kini sudah berada di sampingnya sambil menyodorkan minuman dingin tepat di hadapannya.
"Ma kasih" Balas Fanya sambil meraih minuman itu dan langsung meneguknya karena kebetulan Ivang juga sudah membukakan untuknya.
"Ah gue baru tau kalau ternyata loe itu baik juga. pengertian lagi" Kata Fanya setengah bercanda.
"Loe kan emang selalu terlambat menyadarinya".
"Ha?".
"Oh ya, abis ini kita mau kemana lagi" Ivang balik bertanya sambil mengalihkan topik pembicaraan.
"Kemana aja boleh. Gue si ngikut aja".
"Ya udah kalau gitu gimana kalau kita makan dulu, Gue baru nyadar kalau kita belum makan siang".
"Ah bener juga, Perut gue juga laper nie. Tadi pagi juga cuma sarapan nasi goreng".
"Ya udah kalo gitu. ayo kita cari makanan" Ajak Ivang sambil bangkit berdiri Dikuti Fanya disampingnya.
Selesai makan keduanya kembali melanjutkan acara kencan mereka. Setelah mengunjungi taman hiburan mereka jalan - jalan ke mall. Dilanjutkan dengan menonton.
Barulah saat hari sudah malam Ivang mengantarnya pulang.
"Loe tau, Seumur hidup mungkin ini adalah hari yang paling menyenangkan" Kata Fanya saat Ivang mengantarnya pulang. "Ma kasih ya" Sambung Fanya tulus.
"Loe seneng?" tanya Ivang mengangapi.
"SANGAT" Fanya meyakinkan.
Ivang terdiam membuat Fanya ikut terdiam beberapa saat sebelum kemudian ia menyadari sesuatu.
"Oh, gue lupa. Maaf ya".
"Maaf?. Untuk?" tanya Ivang heran.
"Gue harusnya nggak boleh seseneng ini saat tau kalau loe justru lagi sedih karena kencan loe bersama gadis yang loe sukai gagal tapi loe malah terpaksa jalan sama gue".
"Gimana kalau gue bilang kencan gue berhasil".
"Ha?".
"Gimana kalau gue bilang hari ini gue berhasil mengajak orang yang selama ini gue suka jalan?. Gimana kalau gue bilang bahwa orang yang gue suka itu loe?".
Kali ini mulut Fanya terbuka tapi tanpa suara. Bahkan kata "Ha" sekalipun tidak mampu melewati kerongkongannya.
"Fanya, Gue Suka Sama loe" Tambah ivang lagi. Kali ini lebih terdengar tegas dan mantap.
"Kenapa harus gue?" tanya Fanya setelah berhasil mendapatkan pita suaranya kembali.
"Karena cinta bukan Pilihan".
"Gue nggak bisa memilih sama siapa gue harus jatuh cinta. Semua itu terjadi dengan sendirinya. Hanya saja selama ini gue takut untuk mengungkapkannya. Karena gue tau kalau loe sama sekali tidak percaya akan cinta. Tapi kalau gue boleh berharap, Untuk kali ini aja loe mau mencobanya. Loe mau mencobanya bareng gue".
Lama Fanya terdiam sebelum kemudian Kepalanya mengangguk berlahan tak lupa sebuah senyum menghiasi bibirnya.
Hei, Walaupun cinta itu belum ada namun tiada salahnya untuk mencoba bukan ???....
End....
OKE, FINISH!!!!.... Wukakakka, gaje banget ya?... ha ha ha, maklum ini ide dadakan waktu dengerin lagunya Ayusita feat Raffi ahmad "Jangan bilang tidak". Nah sebenernya ku khusus ambil bagian Reff nya doank. yang pas bagian "Jangan bilang tidak bila kita belum mencoba, siapa tau akan sama hatiku dan juga hatimu".... huwahahaha #sarap....
Oke deh, biar afdhol, sekalian aja ku kasi lirik lagunya versy full...
Lirik lagu "Jangan bilang tidak"
By, Ayusita feat Raffi Ahmad
Ku pernah punya cinta, namun kini ku sedang suka kamu
Cinta ku dulu, tlah ku buang jauh. Kini ku ingin kamu
Ku pernah menyendiri, disini ku akan terasa sepi
Walaupun bibir penuh gelak tawa namun hatiku sepi
Jangan bilang tidak bila kita belum mencoba
Siapa tau akan sama hatiku dan juga hatimu
Banyak yang bercinta bertahun - tahun putus juga
Kuharapkan dengan dirimu walaupun singkat pendekatan
Cinta kita kan abadi
Ku pernah punya cinta namun kini ku sedang suka kamu
cintaku dulu tlah ku buang jauh kini ku ingin kau
jangan bilang tidak bila kita belum mencoba
siapa tau akan sama hatiku dan juga hatimu
Banyak yang bercinta bertahun - tahun putus juga
Kuharapkan dengan dirimu walaupun singkat pendekatan
Jangan bilang tidak waktu di cium aku bingung
Namun dada ini bergetar
Makanya sungguh aku mohon
Jangan bilang tidak....
By, Ayusita feat Raffi Ahmad
Ku pernah punya cinta, namun kini ku sedang suka kamu
Cinta ku dulu, tlah ku buang jauh. Kini ku ingin kamu
Ku pernah menyendiri, disini ku akan terasa sepi
Walaupun bibir penuh gelak tawa namun hatiku sepi
Jangan bilang tidak bila kita belum mencoba
Siapa tau akan sama hatiku dan juga hatimu
Banyak yang bercinta bertahun - tahun putus juga
Kuharapkan dengan dirimu walaupun singkat pendekatan
Cinta kita kan abadi
Ku pernah punya cinta namun kini ku sedang suka kamu
cintaku dulu tlah ku buang jauh kini ku ingin kau
jangan bilang tidak bila kita belum mencoba
siapa tau akan sama hatiku dan juga hatimu
Banyak yang bercinta bertahun - tahun putus juga
Kuharapkan dengan dirimu walaupun singkat pendekatan
Jangan bilang tidak waktu di cium aku bingung
Namun dada ini bergetar
Makanya sungguh aku mohon
Jangan bilang tidak....