Nah buat yang udah pada nungguin lanjutan cerpen cinta Love Is Mocca, Berikut lanjutannya udah muncul.
Happy reading ya....
#ANDRE#
Ternyata dia nggak langsung pulang ke rumah, mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk bertemu denganya agar ia juga bisa belajar mengenali aku sebagai Andre. Tapi apakah aku sanggup menunggu, bagaimana dengan cowok itu nanti?? Ya ampun Cha, aku bener-bener kangen banget sama kamu, dulu kamu masih imut banget sekarang kamu udah cantik.
Sejenak ku pandangi foto kami waktu kami masih kecil dulu.
“Ozy, makan dulu nak?”panggil mamanya.
“iya Ma sebentar!” aku pun beranjak ke ruang makan. Ku lihat mama nyaman menempati rumah baru kami ini, wow masakan kesukaan ku ni.
“Mama betah disini ma?”tanyaku sambil duduk.
“Betah kok. Kamu sendiri?, Sekolah kamu gimana???Menyenangkan???”Tanya mama beruntun. Aku Cuma tersenyum dan pasti mama akan lebih terkejut lagi kalo mendengar kabar tentang Ocha.
“Seneng banget ma, apalagi bisa ketemu Ocha lagi!!”ucapku bahagia.
“Ocha yang kecil dulu itu? Yang paling benci mocca???”seru mama tercengang.
“Iya ma, dia sekarang cantik banget ma??
“Mama jadi pengen ketemu dia,nak. Rumahnya masih di tempat yang dulu? Tanya mama sambil mengambilkan nasi untukku.
“Masih ma, tapi dia ga mengenali aku lagi ma. Dia bahkan ga ingat nama lengkapku?. Mungkin juga dia udah nglupain aku ma!”ucapku sendu.
“Hey kok anak mama jadi patah semangat sih, katanya mau ngejar cinta sejati???”ucap mama sambil tersenyum.
“Makasih banyak ma. Mungkin nanti malam aku kesana lagi ma!”jawabku kemudian
“Nah gitu donk semangat, Ntar mama buatin kue ya buat kamu bawa?” mama menawarkan.
“Iya deh ma, Ozy sama Nathan kan juga paling suka kue buatan mama!!”
*** Cerpen Cinta Love Is Mocca ***
“Ma kuenya udah jadi belum?”tanyaku begitu menginjakan kaki di dapur.
“Udah dong, ganteng banget anak mama yang satu ini, yang katanya mau ketemu pujaan hati!!”goda mama.
“Ahh mama godain mulu ne” jawabku sambil mengambil kue dari tangan mama.
”aku berangkat dulu ya ma?” Pamitku kemudian menuju parkiran dan menuju red jaguarku.
Langsung melesat ke rumah Ocha. Butuh waktu 15 menit untuk sampai dirumahnya. Begitu aku sampai depan gerbang Pak Parman langsung membukakan gerbang.
“Octanya ada pak?” tanya sopan kearah pak parman.
“Ada den. Mari silahkan langsung ke dalam aja!” ucap Pak Parman
“Iya Makasih ya Pak!”jawabku.
Halaman ini masih sama sepeerti yang dulu. Hanya saja kali ini tampak lebih banyak bunga nya. Maklum rada gelap udah malam. Lalu ku tekan bel tak berapa lama kemudian terdengar langkah kaki mendekat.
”Maaf mencari siapa ya mas?”Ternyata sosok yang berdiri di hadapanku adalah Nathan.
“Kamu banyak berubah bang? aku pangling!!”sahutku tanpa memperdulikan pertanyaannya.
“Kamu kenal aku?”tanyanya heran sambil mengerutkan kening mengingat-ingat, masih tak berubah caranya membuatku tergelak.
“Aku Ozy Bang?”jawabku sambil tersenyum. Mendengar itu betapa terkejutnya dia.
“Kamu serius Ozy??”Tanya Bang Nathan.
“Iya, ngomong - ngomong aku nggak disuruh masuk bang?”godaku kemudian.
“Eh iya yuk masuk-masuk, Sampe lupa!”sahutnya kemudian.
Sambil berjalan ke dalam dan dengan gerakan tangannya menyuruhku duduk.
“Oh ya ini Bang ada kue dari mama!”
“OH ya Tante Alida gimana kabarnya?”tanyanya.
“Baik kok bang. Mama tadi juga nitip salam, Ocha kemana Bang??”tanyaku karna tak melihat batang hidungnya.
“Ada kok lagi mandi, tunggu aja sebentar. Oh ya kamu mau minum apa?”Tanya Bang Nathan.
“Apa ajalah Bang!”jawabku.
Bang Nathan pun langsung ke belakang. Disusul dengan langkah kaki menuruni tangga, yahhh Ocha My princess,dia melangkah santai menuruni tangga tanpa menyadari kehadiranku sambil mengotak-atik hpnya. Memakai kaos oblong hijau besar dan celana pendek membuat wajahnya makin fresh, cute banget dan ternyata dia masih memakai kalung itu. Benar-benar membuat kakiku ingin berlari dan memeluknya erat.
“Baru selesai Cha?”Tanya bang Nathan memecah keheningan.
“Iya Mas, udah mendingan dari yang..”ucapannya terputus ketika ekor matanya menangkap kehadiran orang lain di ruangan itu dan membuatnya langsung mengarahkan pandanganya kepadaku dan langsung ku sambut dengan tersenyum.
“Malam cha?”sapaku.
“Andre? Dari mana kamu tau rumah ku?”tanyanya setengah terkejut.
“Andre? No no no Cha, dia Ozy bukan Andre.”Jelas Bang Nathan.
Ocha terdiam terpaku ditempatnya. Matanya terlihat berkaca-kaca dan semakin membuatku tak bisa menahan diri lagi, untuk berlari memeluknya. Kudekap erat tubuhnya, kerinduan itu memenuhi setiap relung hatiku.
“Aku kangen banget sama kamu cha, waktu sepuluh tahun tak bisa membuat aku melupakanmu, Cha!”ucapku sedangkan dia tetap tak bergerak, hanya terasa guncangan tubuhnya karna tangisannya. Lalu kutarik tubuhku melepaskan pelukan itu, kupandang wajahnya yang tampak sembab.
“Apa kamu nggak kangen sama aku, Cha?”tanyaku kemudian sambil memegang pundaknya ketika dia hanya diam.
“Apa kamu juga udah lupa sama aku?”tanyaku lagi ketika dia tidak bereaksi sama sekali.
Tapi nihil dia tetap diam, membuatku ragu dan kulangkah kan kakiku mundur menjauh darinya untuk kembali duduk. Sikap dinginnya membuatku yakin bahwa dia mungkin memang sudah melupakanku apalagi dia juga sudah punya cowok itu. Langkahku terhenti ketika kurasakan sebuah pelukan menahanku
“kamu selalu pergi dan datang sesuka hati tanpa mikirin perasaan orang lain!”kudengar suaranya terisak. Menahan gejolak hatinya.
“Maafin aku Cha!”jawabku kemudian.
“Udah dong main telenovelanya pegel ne yang nonton!”celetuk Bang Nathan membuat Ocha melepaskan pelukannya dan langsung menatap Bang Nathan kaget, sedangkan yang diliat Cuma nyengir. Tapi langsung kutarik tangannya untuk duduk.
“Udah berenti meweknya Cha dari tadi siang mewek mulu kaga berenti-berenti! Udah di depan mata tu orangnya!”Sahut Bang Nathan membuatku heran.
“Maksudnya Bang?”tanyaku kemudian
“Iya dari tadi siang dia tu udah nangis-nangis gara kamu dateng tapi langsung pergi!” jelasnya kemudian, dan membuatku tersenyum.
“Ihh Mas Nathan rese banget sihh,!”ucapnya sambil setengah malu. Aku Cuma mengacak rambutnya pelan dengan gemas.
“Udah makan belum, makan diluar yuk,?”ajakku kemudian. Sambil melihat kearahnya.
“Kalian berdua aja gih. Aku udah makan tadi, si Ocha tu dari siang ga makan gara mikirin kamu terus!”sambut Nathan sambil menggoda adeknya.
Terang saja langsung membuat wajahnya semerah tomat dan langsung membuatku tertawa lucu sekali melihatnya. Melihatku tertawa dia malah makin cemberut begitu pula Bang Nathan. Ocha langsung bangkit berdiri dan menarik tanganku sambil berlari keluar. Tentu saja membuat Bang Nathan makin ketawa ngakak. Setelah keluar dari rumah dia langsung berhenti dan memandangku kesal.
“Udahan sih ketawanya!” ucapnya kemudian. Aku pun berhenti tertawa dan akhirnya aku tersenyum dan mengacak rambutny.
“Abisnya muka kamu lucu Cha merah banget kaya tomat.!”membuatnya makin manyun.
Dan langsung menyembunyikan wajahnya di dadaku dengan memelukku. Membuatku tersenyum masih seperti dulu, kalo dia malu pasti dia akan memeluk orang yang di dekatnya untuk menyembunyikan wajahnya yang merah.
“Ya udah yuk jalan!”ajakku sambil menarik tubuhku dan menggandengnya ke mobilku.
“Mama papa masih sibuk ngurusin bisnis?”tanyaku memecah keheningan setelah sampai di jalanan.
“Masih tapi sekarang udah menetap tinggal di Aussi, jadi kesini kalo nengokin kita aja. Kalau gak ya kalo pas liburan kita yang kesana!”jelasnya kemudian.
“Kok gak tinggal di Aussie ikut mereka?”tanyaku kemudian sambil menoleh padanya.
“Aku kan udah gede jadi aku boleh tinggal disini dengan catatan Mas Nathan juga!” tapi aku seperti melihat alasan lain yang ia simpan dibalik matanya itu. Aku pun Cuma mengangguk-angguk saja.
“Trus alasan kamu balik lagi kesini apa?”tanyanya lagi, karna tak didengarnya jawaban dariku.
“Kamu?”hanya itulah alasan utama aku kembali ke Jakarta dari Surabaya. Dia terkejut dan memandangku tak mengerti.
”Iya alasanku kembali ya kamu Zeefhanya Moccha Ardana!” aku langsung turun dan membukakan pintu untuknya karna kita sudah sampai di Youth’s CafĂ©.
Aku memilih duduk di luar dekat kolam air. Sedangkan Ocha duduk dihadapanku, kupandangi wajahnya lekat-lekat mengamati setiap mili wajahnya, banyak yang telah berubah. Tentu saja membuatnya salting.
“ Apaan sih Zy ngliatin aku mulu? Ada yang salah ya sama muka ku?” tanynya sambil menunduk.
“Semuanya udah berubah ya? kamu sekarang cantik banget!”mukanya kembali bersemu merah.
“Kamu yang berubah,sekarang udah tinggi banget kaya Mas Nathan!”sanggahnya kemudian.
“Hanya fisik aku yang berubah hati dan perasaanku masih sama. Dan selalu berusaha nepatin janjiku buat ga nglupain kamu.”seketika itu juga mukanya berubah keruh dan merasa bersalah. “Yah walaupun ketika aku datang aku harus ngeliat kamu dengan cowo lain. Tapi makasih kamu masih pakai liontin itu!”
#OCHA#
“Hanya fisik aku yang berubah, tapi hati dan perasaan aku masih sama. Dan selalu berusaha nepatin janjiku buat ga nglupain kamu”.
Dia diam “Yah walaupun ketika aku datang aku harus ngeliat kamu dengan cowo lain. Tapi makasih kamu masih pakai liontin itu!” lanjutnya kemudian.
Dan itu terasa sangat menusuk ulu hatiku. Aku sangat merasa bersalah karena mengecewakannya. Melupakan janji-janji kecil kami dulu bahkan mengingkarinya.
Yah Kak Vhiand lah yang dimaksud Ozy, Kak Vhiand datang ke dalam hidupku ketika aku merasa sangat letih untuk menunggu Ozy. Dan dialah orang pertama yang sanggup mengalihkan fikiranku tentang Ozzy dan membuatku selalu tersenyum sendiri ketika mengingatnya. Butuh waktu 1 tahun bagiku untuk benar-benar menerima dia dalam hatiku dan mencoba mencintainya. Kehadirannya dalam hidupku membawa warna tersendiri dalam hidupku. Dan ketika perasaan itu mulai tumbuh dan bersemi, kedatangannya seketika melayukan kuncup itu dan mungkin akan mematikannya juga.
Dan kini orang yang sekian tahun lalu menghiasi hatiku dengan semua kenangan masa kecil yang indah itu hadir kembali dan duduk dihadapanku mengungkapkan kekecewaanya. Membuatku benar-benar merasa bersalah dengan keduanya. Bahkan untuk memandang wajahnya pun aku ga sanggup, mata bening itu sangat kurindukan.
“Maafin aku Zy, aku ga bermaksud buat ngecewain kamu!”ucapku sambil menatapnya dan tanpa terasa ada tetes air mata yang terjatuh tanpa kusadari.
“Hei kamu ga salah kok, aku yang salah karna aku terlalu lama pergi dan membiarkanmu menunggu terlalu lama. Maaf yaa!”ungkapnya tulus sambil tersenyum dan menghapus air mataku.
“Bisa ketemu kamu aja itu dah cukup banget buat aku, aku udah seneng banget” lanjutnya kemudian.
“Makasih yaa!”tak ada kata lain yang dapat kuungkapkan saat ini selain kata itu.
Tak berapa lama kemudian pesanan kami pun datang. Bisa bertemu dengannya membuat aku melupakan semuanya, yeahh kebahagian yang tak ternilai bisa bertemu dengannya.
“Cha aku pengen ke rumah pohon sambil melihat bintang, kamu mau temenin aku ga?” tanyanya disela-sela kami makan.
“Mau banget Zy aku udah lama ga kesana juga, Zy. Pasti nyenengin banget ya bisa bermain disana lagi! Berangkat sekarang yuk?”ajakku segera aku sangat bersemangat sekali.
Kulihat dia hanya tersenyum, dan mengakhiri makannya. Dan kami pun langsung meluncur tak lupa genggaman tangannya yang tak pernah lepas dariku. Hanya dalam waktu 15 menit kami sudah sampai, di rumah pohon tempat kami biasa bermain dulu. Aku berlari duluan dan langit memang sudah sangat cerah banyak bintang yang terlihat. Kulihat dia langsung duduk di rerumputan dan menatap langit. Aku menyusul di sampingnya, aku benar-benar tak ingin jauh-jauh darinya.
“Aku kangen banget sama kamu, Cha. Izinkanku sejenak memelukmu, melepaskan semua kerinduan yang tersimpan!”ucapnya sambil memandang wajahku.
Aku terdiam dalam pelukannya, pelukan yang penuh cinta tapi dari orang yang berbeda. Rasanya hangat dan nyaman, membuatku enggan melepasnya. Dan pelukan ini merengkuhku hingga sampai kedalaman hati, cinta yang lama tersembunyi menguak lebar menyambut cinta yang terhilang. Tak terasa airmata ini terjatuh dalam rengkuhannya, sesaat sebelum ia melepaskan pelukannya.
“Kamu kenapa nangis Cha?”tanyanya sambil menghapus air mataku.
Aku Cuma bisa menggelengkan kepala dan menenggelamkan mukaku di dadanya yang bidang dan hangat, membuatku semakin terisak.
“Cha, kamu baik-baik aja kan?”tanyanya lagi sambil mengusap rambutku..dan memelukku.
“Aku kangen banget, kamu pergi terlalu lama. Aku takut kehilangan kamu lagi,?”ucapku penuh tangis.
“Iya Ocha aku akan slalu disampingmu, meski bukan sebagai cowo kamu tapi aku gak akan pergi ninggalin kamu lagi. I’m promised for you!!”ucapnya.
Kata-katanya membuat air mataku semakin deras dan semakin erat aku memeluknya. Dia menarikku dari pelukannya dan menunduk menatapku.
“Udah jangan nangis lagi yaa!” aku Cuma mengangguk dan dia pun mengecup dahiku dengan lembut.
“Yuk pulang udah malam ni, ntar kemaleman lagi!” ajaknya dan dia menggandeng tanganku menuju mobilnya.
#ANDRE#
“Kak aku berangkat duluan yaa..bareng OZy!” teriak Ocha dari dalam rumah, aku Cuma bisa geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat tingkah polosnya. Dia menggerai rambutnya yang panjang tampak basah karna habis keramas. Membuat wajahnya makin fresh dan lucu.
“Yuukk cap cusss,!” ajaknya begitu dia duduk disampingku.
“Pasti sekolah gempar dan heboh dehh Zy!!” ucapnya seperti menggerutu kesel. Langsung kucubit pipinya dan membuatnya makin cemberut masam.
“Hahaha lagian kamu Cha pagi-pagi udah ngedumel aja . Ga jelas!” Jawabku sambil mengacakk rambutnya.
“Ahhhh Ozzyy berantakan!!” teriaknya manja.
Aku terkekeh melihatnya. Dan langsung kulajukan mobil menuju sekolah.
“Cha, nanti pulangnya kerumah aku dulu yaa, mama pengen ketemu kamu!” ujarku, dia kemudian menoleh terkejut ke arahku.
“Bunda? Ikut kesini juga?”tanyanya lagi.
Aku pun mengangguk Mama emang selalu nyuruh Ocha buat manggil mama dengan sebutan Bunda. Karena mama selalu ingin punya anak perempuan yang memanggilnya Bunda makanya Ocha jadi korban utamanya.
“Aku kangen cup cake sama rainbow cake buatan Bunda! Kita dulu selalu rebutan makan itu ya Zy? Ya deh ntar aku ikut ketemu Bunda kangen banget!!!”ucapnya sambil berseri-seri.
Gerbang sekolah pun sudah terlihat di depan mata, perlahan ketika red jaguarku memasuki gerbang banyak anak-anak yang langsung mengarahkan tatap matanya ke arahku, selain karna red jaguarku tetapi juga penghuni mobilnya. Ocha dan Andre si murid baru. Aku langsung parkir dan mengajak Ocha masuk ke kelas. Tiba-tiba Ocha mengambil hp di saku bajunya dan melihat siapa yang menelponnya pagi-pagi begini. Dan kulihat mendadak wajahnya menjadi pucat dan gugup, sepertinya aku tau dari siapa.
“Aku duluan ya Cha!”karna aku tau dia butuh privasi, aku meninggalkannya dan langsung menuju kelas.
#OCHA#
Siapa sih pagi-pagi gini udah nelpon aku, ganggu moment aja, langsung ku ambil BB yang ada disaku bajuku, kulihat Kak NathanQ calling. Deg!!! Kenapa aku bisa melupakannya begitu saja, kenapa aku lupa sama Kak Nathan ya ampun aku bodoh banget sih, panggilan itu masih berkedip-kedip beserta getarnya. Aku ragu-ragu tapi kemudian kudengar suara Ozy.
“Aku duluan ya Cha!” sambil berjalan mendahuluiku, aku tak bisa melepaskan pandanganku dari punggungnya yang semakin menjauh. Aku tau dia memberiku privasi, pasti perubahan rona wajahku pun tak lepas dari perhatiannya.
“Ha-halo Kak, met pagi!”ucapku sambil memaksakan diriku menjawabnya sambil tersenyum hambar. Aku benar-benar melupakannya dan tak mengabarinya dari terakhir dia nganterin aku pulang, sejumput rasa bersalah menyusup dihatiku.
“Kamu marah ya sama aku? Kok kamu gak ngasih kabar ke q?atau kamu lagi sakit?kok suara parau Cha?” tanyanya terdengar alunan suara kekawatiran dan kegelisahan disana.
“Engg ga kok kak, aku ga marah. Maaf kemarin aku kecapekan ga sempet ngabarin kakak. Aku lagi di sekolah kak sekarang!” jawabku gugup tapi di penuhi rasa bersalah,”aku masuk kelas dulu ya kak, aku belum ngerjain PR soalnya!” hufftt aku gak sanggup ngomong ama Kak Nathan.
“Ya udah kamu belajar ya,nanti siang aku jemput ya!!” serunya, dia mau jemput tapi aku kan mau pergi kerumah Bunda.
“Gak usah kak ntar aku mau pergi sama temen soalnya! Ya udah kak aku duluan ya!!”klik langsung kumatikan telp darinya itu.
Maafkan aku kak Nathan, aku kembali menyusuri koridor sekolah untuk ke kelas. Ku berhenti sebentar di depan kelas, kulihat Ozy sibuk membaca buku, entah buku apa yang dibacanya. Langsung kuhampirinya, dan aku gak bisa bohongin diri aku kalau aku memang jatuh cinta lagi sama cowo ini. Ahhh aku kembali terbayang wajah ka Nathan dalam raut kecewa, huffttt aku menggeleng-gelengkan kepalaku.
“Kamu kenapa Cha? Pusing?”tiba-tiba Ozy bertanya padaku, ternyata tanpa aku sadari dia memperhatikan tingkahku dari tadi.
“Gak kok, hehhehe!”jawabku sambil terkekeh malu.
“Tapi tadi wajahmu pucat Cha, kamu belum sarapan ya?”ucapnya penuh perhatian.
“Udah kok!Ihhh Ozy aku gapapa kali!! Kamu tu terlalu perhatian sama aku ntar yang lain pada iri lho sama aku?”celotehku, karna aku udah ngeliat tampang-tampang mupeng dikelasku.
Ya iyalah memang harus aku akui kalau dia emang keren banget, aku aja yang biasanya kebal pesona cowo-cowo idola sekolah yang hilir mudik mendekatiku bisa kebal, tapi untuk dia yang ada di depanku aku luluh. Hua dia Cuma mengernyitkan dahinya tanda tak mengerti. Aku Cuma bisa tergelak tertawa melihat tampangnya yang bener-bener lucu banget.
TETTTT TETTTT TEETTTT!!! Bel masuklah yang menghentikan tawaku kemudian.
*** Cerpen Cinta Love Is Mocca ***
“Bundaaaaa!” jerit kecilku begitu melihat Tante Alida membuka pintu untukku dan langsung memelukku hangat.
“Kamu Ocha???”Tanya Tante Alida penuh perhatian sambil meneliti setiap lekuk wajahku.
“Iya Bunda ini Ocha yang ga doyan mocca!!” dia tersenyum dan menarikku dalam pelukannya. Seperti memeluk anaknya sendiri.”Kangen banget sama bunda!!”
“Ini anak mama Ocha apa Ozy sihh ma???”celetuk Ozy sambil cemberut, melihat keakrabanku dengan Tante Alida.
“Aduh Ozy sayang, kalian berdua itu anak mama kok!” jawab mama menenangkannya.
“Lagian kan aku udah ga ketemu bunda 10 tahun, kamu kok malah cemburu gitu?”ucapku sebel sambil memberengut. Biarin tau rasa dia aku kerjain.
“Udah ahh Bun aku pulang aj! Lain kali aku kesini lagi!!” ucapku sambil mencium pipi Tante Alida. Ozzy tampak belingsatan kawatir, raut mukanya tampak terkejut dan merasa bersalah. Sorot matanya mulai meredup.
“Jangan pulang Cha aku Cuma bercanda kok, Cuma aku juga pengen di peluk kamu juga!”jawaban yang polos tapi membuat mukaku dipenuhi semburat merah.
Terdengar tawa Tante Alida tergelak mendengar sahutan Ozzy membuatku makin malu. Sedangkan Ozzy Cuma mengernyit heran sambil memperlihatkan kerutan didahinya tanda heran, kenapa mamanya tertawa begitu bahagia. Tiba-tiba seditik kemudian mukanya merah dan menyadari apa yang baru saja dikatakannya tadi, wajahnya tegang. Aku Cuma bisa menahan tawaku agar tidak meledak karna melihat mukanya yang memerah.
“ Ah mama udah donk!” ucapnya sambil ngibrit masuk duluan dan langsung duduk disofa.
“Ayo masuk Cha Bunda udah bikinin rainbow cake kesukaan kamu sama cupcake juga tuh, tapi mending makan siang dulu kamu belum makan kan??”aku Cuma mengangguk membenarkan ucapan tante Alida dan dia menuntunku ke ruang makan.
“Kamu mau ikut makan siang ga Zy?” Tanya Tante Alida pada Ozy.
“Ikutlah ma ga tau apa kalo Ozy udah kelaparan dari tadi!” sambil memasang muka memelas. Wahhhh yummy ini semua makanan kesukaan aku semua. Bunda memang hebat, aku takkan menyia-nyiakan makan siang hari ini.
#Andre#
Ocha terlihat lahap sekali makan siangnya, membuat selera makanku juga ikut bertambah. Dia memang luar biasa, kulihat masih ada 1 paha ayam bumbu rica kesukaannya, kulihat pandangannya juga mengarah ke hal yang sama. Dan tanpa babibu lagi langsung kucomot, dia langsung terperangah kaget.
“AAhhhhh Bunda ayamku dicuri Ozzy!”teriaknya merengut sambil menatap mama. Sedangkan aku Cuma bisa terkekeh.
“Ozy jangan digodain melulu donk!”bela mama untuk Ocha.
“Iya-iya Ma, nih Cha aku balikin ayam kamu.!”sambil menaruh ayam itu dipiringnya tampak wajahnya kembali berbinar, matanya bersinar bahagia. Benar-benar gadis kecilku. Lalu dilanjutkannya kembali menyantap makan siangnya. Mungkin ngerasa di perhatikan dia tiba-tiba mendongak dan menatapku,
“Kamu mau?”tanyanya polos, aku Cuma menjawabnya sambil tersenyum. Tiba-tiba dia menyuapiku dengan tangannya aku pun menerima suapannya. Ternyata enak banget kalo makan dari tangan orang lain, dengan sedikit usil aku gigit ujung jarinya.
“Adddduuuhhhh, ihh Ozy nakal banget sih masa jariku digigit!”sungutnya lagi, dia benar membuatku gemas.
“Tau gitu aku gak suapin kamu tadi?”lanjutnya sambil memasang wajah kesal.
“Lagi donk Cha?” jawabku kemudian sambil tersenyum.
“Ga mau ahh, ntar kamu gigit tangan aku lagi!”rengeknya kemudian, sambil menggelengkan kepalanya.
“Janji deh, gak aku gigit!!” sambil mengacungkan kelingkingku tanda janji padanya. Kulihat mama Cuma geleng2 kepala lalu bangkit berdiri menuju kea rah kulkas dan mengeluarkan rainbow cake dan cupcake dari kulkas.
“Kamu itu kok jadi manja banget sih Zy?” goda mama sambil tersenyum. Ocha menoleh kea rah mama dan wajahnya langsung sumringah menatap 2 cake kesukaannya.
“Wah Bunda, hmmm baunya wangi banget, kelihatannya juga yummy banget. Aku mau Bunda!” sahutnya kemudian.
Kring kringg kringg!!! Tiba-tiba telepon rumah bordering.
“Bunda angkat telpon dulu ya, Cha. Minta suapin sama Ozy aja itu yang tangannya bersih!”aduh Mama ni bikin aku malu, masa ngegodain begitu.
“Zy suapin rainbow cakenya!”terdengar suara Ocha mengejutkanku.
“Yaudah kamu cuci tangan dulu, ntar kita lanjutin ditaman belakang!” dia langsung mengangguk dan berlari kecil menuju arah wastafel dapur, saat dia kembali dia langsung menggandeng tanganku. Mengajakku ketaman belakang. Dia langsung berjalan menuju ayunan duduk. Aku mengikutinya dan duduk disampingnya.
“Emangnya perut kamu masih muat?”tanyaku geli melihatnya menatap rainbow cake dengan muka lapar.
“Masih donk, Zy!”aku tersenyum dan menyuapinya sepotong kecil cake. “Aku udah lama banget nunggu moment-moment ini Zy, kita bisa bareng-bareng kaya gini. Dan aku bahagia banget sekarang!!” lanjutnya kemudian dan bersandar di bahuku. Jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Dan tanpa dikomando tanganku beralih ke kepalanya dan mengusapnya perlahan.
“Aku juga Cha!” kuletakkan cake itu di meja samping ayunan. Dan kurengkuh dia dalam pelukanku dan kekecup puncak kepalanya dengan segenap perasaanku. Dan kurenggangkan sedikit pelukanku dan dia mendongak menatap wajahku kukecup lagi keningnya.
“Kamu malaikat yang selalu hadiri dalam mimpi-mimpi indahku selama ini. Kamu yang selalu membuatku ga pernah bisa merduliin cewe lain selain kamu. Kamu yang selalu membuatku berfikir bahwa kamu satu-satunya wanita yang Tuhan kasih buat aku. Terima kasih Ochiku….!” Matanya berkaca-kaca menatapku.
“Dan kamu tau sampai detik ini aku gak bisa nahan diri aku buat milikin kamu. Aku merasa aku terlambat datang buat jagain hati kamu, biar ga berpaling sama yang lain. Keterlambatan ini membuatku merasa kehilangan kamu, Cha.” Lanjutku kemudian.
Oke Deh, Bersambung dulu ya... Seperti yang sudah di kasi tau sebelumnya di part satu Cerpen cinta terbaru Love Is Mocca, Cerpen ini adalah cerpen kiriman salah satu reader Blog Star Night. Thanks ya
Biodata penulis :
Nama : Veronicha WH
Fb : JL Vheo Nicha
Twitter : @vheo_nicha