Untuk part sebelumnya silahkan baca
-} Ketika Cinta Harus Rela ~ 01
Udah hampir 3 bulan aku di Jakarta,syukurlah aku mempunyai teman – teman yang menyenangkan yang membuatku tak kesusahan dalam beradaptasi,mereka selalu membuatku nyaman.
“ Eh eh liat tu gerombolannya kak Aldi,duuh mang dia seperti pangeran ya.”kata anya,sambil memasang muka tertarik kepada kak aldi.
Temen satu bangkuku ini memang sangat mengagumi kak aldi,bahkan dia mengaku motivasi dia untuk sekolah disini hanya agar bisa ketemu sama kak aldi setiap hari yang udah ditaksirnya sejak sd .
Anya memang mengenal dekat sosok kak aldi,karena dia adalah adik kak andre,temen deket kak aldi sehingga membuatnya mudah untuk dekat dengan kak aldi,namun sayangnya kak aldi nda pernah membalas cintanya,jangankan membalas untuk lebih mengenal anya lebih dekat pun tak ia lakukan. Ku pikir cinta anya bertepuk sebelah tangan,namun gadis itu tetap saja tak menyerah dan masih berharap suatu saat kak aldi bisa membalas cintanya
. Sedangkan aku,tak ada satu pun temenku yang tau bahwa aku adalah adik kak aldi,karena kami jarang bersama,dan aku juga tak ingin temen – temen tau kalau aku adik dari kak aldi yang notabene idola para cewek di sekolah. Aku tak mau dideketin sama anak –anak hanya karena mereka ingin deket ma kak aldi. Istilahnya memanfaatin gitu lah. Makanya aku menutupi hal ini,selagi aku bisa menutupi. Sedangkan hubunganku ma kak aldi bisa dibilang acuh tak acuh ,kami jarang bersama,jangankan tuk mengobrol,duduk berdua pun sama sekali belum pernah. Jika dirumah hanya saling tatap dan sapa aja,duduk bersama Cuma dimeja makan dan ketika kumpul keluarga saja. Bagiku masih ada rasa canggung terhadapnya,meski kita sudah tinggal bersama selama 3 bulan ini.
“pagi ma pa” kataku sambil duduk dimeja makan untuk sarapan bersama.
“pagi juga sayang”jawab mama yang sambil menyerahkan nasi goreng kepadaku,”oiya tar,ntar temenin mama ke mall ya??Lanjut mama. “ngapain ma?bukannya seminggu yang lalu baru ke mall ya??Jawabku.
“mama mu itu kalau seminggu belum ke mall tu,bisa – bisa rumah ini diobrak abrik olehnya ,suka banget ke mall.”Kata papa menggoda mama,
”papa ini apa – apaan tie,masa mama dibilang gitu……….”kata mama saat kak aldi duduk disamping mama.
“Pada ngomongin apa tie ma pa”Tanya kak aldi dengan wajah penasarannya. “pagi – pagi ko’ udah ngrumpi”Lanjutnya. “ada deh,kamu mau tau aja,”jawab mama sambil berdiri menuju dapur,”paling ngomongin soal ke mall ma tari,dasar mama maniak belanja”gumam kak aldi. Papa dan aku tertawa dibuatnya karena pada saat bersamaan mama yang mendengar gumaman menjewer telinga kak aldi. Kak aldi ampun – ampunan minta maaf sambil melirik papa dan papa hanya angkat bahu saja.
Sesampainya di sekolahaku lalu pamit kepada papa. “ntar pulangnya dijemput mama sama pak Supri ya”Kata papa setelah aku turun dari mobilnya,aku hanya mengangguk saja. Ea setiap berangakat ke sekolah aku menebeng papa,sedangkan pulang selalu dijemput pak Supri,tak pernah bersama kak aldi,sehingga tak ada yang curiga bahwa aku bersaudara sama kak aldi.
Aku pun berjalan menuju halaman sekolah,pada saat yang bersamaan,motor kak aldi dan teman – temannya melewati gerbang. Aku dianggap sama seperti yang lain oleh kak aldi,tak pernah dianggap istimewa olehnya,tak pernah ia sengaja tersenyum atau sekedar melirikku,tak pernah menganggap aku ada sebagai adiknya setiap di sekolah. Namun ku anggap semua itu,dengan biasa saja,karena aku merasa nyaman dengan sikap kak aldi yang seperti itu.
“Door” sebuah dorongan mengagetkanku,”Ea ni anak pagi – pagi udah bengong”ayo ke kelas,ajak anya, tia.dan tiwi bersama. Aku pun mengukuti ajakan mereka,kami pun berjalan menuju kelas bersama-sama.
Bel berbunyi tanda jam istirahat,”Eh ke kantin yuk,”ajak Anya,”duuh nya,aku harus ke perpus dulu ni, mbalikin buku yang kemaren aku pinjem”jawabku sambil menunjukkan setumpuk buku. “Oke deh gue ke kantin duluan,ntar loe nyusul ya!”Perintah Anya
Secara bersamaan terdengar suara cempreng dari si kembar tia dan tiwi yang memanggil namaku dan anya secara bersamaan. Tia dan tiwi beda kelas denganku dan anya,mereka berdua sahabatku yang kembar,meski nama mereka tak terlalu mirip namun mereka adalah kembar identik yang sulit dibedakan.
Kami jalan bersama berempat,dengan canda tawa,disepanjang jalan menuju ke kantin,”ea kita berpisah deh.”Kata Tia” nda usah lebay,orang Cuma berpisah bentar aja dah lebay gitu,”jawabku sambil meninggalkan mereka dan membelok, sedang mereka jalan lurus sambil menyengir…………
karena tujuanku perpus jadi aku berbelok,sedangkan tujuan mereka ke kantin sehingga mereka lurus.aku meletakkan buku – buku yang ku bawa didepan petugas perpus sambil menunjukkan kartu perpusku. Setelah mengecek buku – buku yang ku bawa, petugas menyuruhku menaruh kembali buku yang ku pinjem ke tempatnya dengan alasan dia sedang sibuk.
Dengan berat hati,aku berjalan ke deretan rak buku. “huuh,nda tau apa aku sudah ditunggu temen – temen di kantin”gumamku lirih sambil menaruh buku dengan asal,tanpa melihat ke arah rak buku yang sudah penuh,buku tersebuut tidak bisa masuk,sehingga membuatnya jatuh,bruuuk “makanya kalau mau naruh buku tu,liat – liat dulu tempatnya,muat apa nggak .”terdengar suara dari samping.
Aku pun menoleh dan mendapati sesosok cowok yang wajahnya cukup familiar,namun ku tak tau namanya. “Seperti ku kenal “bisikku dalam hati sambil dan menunduk mencoba mengambil buku,namun cowok tersebut lebih dulu memungutnya. “sini gue bantu biar cepet,bukannya loe dah ditunggu ma temen – temen loe??”katanya sambil memasukan buku tadi dengan sempurna,dengan refleks aku menunjuk ke arahnya,belum sempet aku ngomong,cowok itu berkata”telingaku masih tajam untuk mendengar ucapanmu” sambil tersenyum dan berlalu yang membuatku bengong “ko’ dia bisa tau ya?? Perasaan tadi aku ngomongnya dengan suara pelan”gumamku lirih,”bahkan aku tak melihat dia ada disampingku”Lanjutku,sambil bergidik dan pergi meninggalkan perpus.
“Eh kemana aja tie tar,ke perpus aja lama banget” Kata tiwi,tepat saat ku duduk disampingnya. Aku tak menjawab namun pandanganku tertuju kepada seseorang,ya orang yang tadi ketemu diperpus yang mengagetkanku dan juga membantuku. Sekarang dia duduk tak jauh dari tempat kami berempat.
“Woooy”terdengar suara anya yang berat sambil menggoncangkan tanganku,”Ni anak kerjaannya nglamun mulu,tuh makan mie ayam baksonya.”Lanjut anya sambil menyodorkan pesananku. “loe tadi liat siapa tie,?? Sampai nggak mendengarkan tiwi ngomong”Nimbrung Tia. “bukan siapa – siapa ko’ aku tadi Cuma”jawabku menggantungkan perkataanku karena sedang menikmati mie ayam yang ada didepanku,ntah kenapa melihat makanan kesukaanku ini,tiba – tiba aku menjadi sangat laper,dan tak ingin berhenti memakannya.
“Owh loe lagi ngeliatin kak andre ya?”Tanya tiwi,sontak membuatku tersedak dan mereka hanya bengong,ku cepat – cepat mencari minum setelah menemukannya tanpa berpikir panjang aku langsung meminumnya. Membuat semua sahabatku tertawa terbahak – bahak. Menarik perhatian seisi kantin,termasuk juga gerombolan kak aldi,yang melihatku,dan cowok yang membantuku di perpustakaan tersenyum saat mata kami saling pandang.
“ Tari – tari loe itu kenapa masa aku Cuma ngasal nebak aja loe langsung tersedak gitu.”lanjut tiwi dengan masih memegang perutnya. “ach kalian seneng banget kayaknya,nda tau apa tersedak itu bisa membunhu orang?? Malah diketawain”jawabku ketus sambil mengambil tisu“Ea sory sory,habisnya tadi loe lucu banget tau tar”kata anya yang tak bisa menahan tawanya. “Ni lagi,mau ngomong apa kamu”kataku sebel sambil menatap tia yang siap – siap membuka mulut untuk berbicara,namun sudah terlebih dahulu ku potong. Aku hanya diam “kenapa tiwi bisa tau ya?low aku ngeliatin cowok itu,eh tunggu kata tiwi cwo itu namanya andre?? Berarti dia kakaknya anya donk??”bisikku dalam hati sambil melirik anya yang masih saja tertawa. “hiiiiiisssstt kalian ini” kataku lalu menyantap pesananku kembali,tak kapok aku meski baru saja tersedak.
Setelah bel pulang berbunyi,kami berjalan berniat meninggalkan sekolah,sebuah mobil avanza tepat berada depan gerbang dengan seorang wanita cantik yang ada didalamnya. Wanita tersebut mencoba keluar saat melihatku berjalan keluar gerbang sekolah,dan menghampiriku.
“Ko’ mama udah dateng,biasanya aku nunggu pak Supri dulu”kataku setelah menyalami tangan mama.”hehehe nda apa –apa lah,mama juga baru aja nyampe ko’”jawab mama” Oiya ma kenalin,ini temen – temen tari,”Kataku sambil menunjuk kepada ketiga sahabatku,mereka pun menyalami tangan mama sambil menyebutkan nama mereka masing – masing, mama hanya tersenyum “Ea udah ayo kita pergi tar,kita jalan duluan ya”Kata mama berpamitan kepda teman – temanku sambil menarik tanganku menuju mobil.
Mama membawaku ke sebuah pusat perbelanjaan,menuju marketnya,mengunjungi berbagai stan baju dan aksesoriesnya. “Mama mau beli baju lagi??”tanyaku ketika kami memasuki sebuah stan baju. “Ea,ni buat kado temen mama yang melahirkan,sekalian mama juga pengen beli baju”jawab mama tersenyum,sambil memilih milih baju,aku hanya duduk disebuah bangku yang disediain stand tersebut.
”Huuh mama itu,suka banget buang – buang uang,beda banget ma ibu.”gumamku lirih sambil mengamati mama yang dengan asyik memilih milih baju. “biasalah namanya juga ibu – ibu,”terdengar suara yang menyahutku,”Tapikan lebih baik ditabung atau disedekahin gitu”Kataku,aku pun tersadar bahwa ada yang menjawab perkataanku tadi. Sejenak aku terdiam dan menoleh……..
“huuuaaahhhh”tanpa basa – basi aku tersontak kaget dan langsung berdiri dan menabrak orang yang sedang lewat,aku pun minta maaf kepada orang yang tak sengaja ku tabrak,namun cwo yang yang membuatku kaget hanya tersenyum saja.
“ lo ko’ kamu ada disini se.. sejak kapan??”Tanyaku terbata – bata saking shoknya. “Sejak kamu baru masuk ke stan ini,gue udah duduk dibangku ini,sebelum kamu duduk. Mengerti??”jawab cwo itu yang tak salah dan tak lain adalah kak andre,dan dia juga yang mengagetkanku saat diperpus. Aku hanya bengong dan tersenyum sambil kembaki duduk disampingnya. “kenapa mukanya masih shok gitu?? Aku kesini nemenin mamaku juga.”kata kak andre seakan tau kalau aku ingin bertanya sedang apa ia disini,namun tak bisa ku ungkapin karena aku yang masih shok.
Aku pun menghelas napas dalam,dan mencoba menenangkan dirikku sendiri “oke tari,dia udah dari tadi duduk disini jadi dia bukan hantu.”kataku dalam hati mencoba menenangkan.….. setelah menhela napas dan tenang aku pun mencoba melirik kak andre,kak andre pun tersenyum. “Memang wajahku menakutkan ya sehingga kau pikir aku itu hantu”katanya sambil terus memandangku.
Sumpah jantung ini hampir copot karena lagi – lagi dikagetkan olehnya. Karena dia bisa menebak dengan tepat isi hatiku. Aku yang mendengarnya hanya bisa tersenyum kaku. “kamu,tari kan?? Temennya anya?”kata kak andre memulai percakapan setelah aku terlihat tenang.
”He.em ko’ tau ??jawabku mengikuti gaya bicara anak – anak remaja masa kini. Ets……….aku Tersadar gaya bicara kak andre berubah yang tadinya loe- gue,loe –gue sekarang menjadi aku kamu.. “Anya,sering cerita tentang teman – temannya. Nggak nyangka kita ketemu lagi disini,”Lanjutnya. “kamu udah makan??”aku hanya menggeleng. “sepertinya mama kamu dan mamaku masih lama gimana kalau kita makan distand sebelah,aku udah laper”ajak kak andre sambil berdiri. “Tapi kak,nanti kalau mama nyariin gimana??”tanyaku kepada kak andre. “gampang aja,kita tinggal pamit dulu kepada mereka,dan menyuruh mereka untuk menyusul kita kalau mereka sudah selesai,gampangkan”jawab kak andre sambil tersenyum simpul. “owh iya ya,kenapa tak terpikir olehku”kataku senang,”ea udah aku pamit dulu sama mama ya kak”kataku sebelum berlalu meninggalkan kak andre untuk menghampiri mama.
Tak ada satupun dari kami yang berbicara selama menunggu pesanan datang,aku yang bingung mau bicara apa, sedangkan kak andre hanya sibuk dengan buku yang ia baca. Karena jenuh ku keluarkan hpku dan membuka email berharap ada pesan dari Vandi.
Ternyata tepat dugaanku ,Vandi mengirimkan email untukku. “ hallo bear,gimana hari ini di sekolah??”pesan dari Vandi,dia selalu memanggilku bear,panggilan sayang darinya untukku,kulihat waktu kiriman emailnya,ternyata udah setengah jam yang lalu,”kalau tentang pelajaran seperti biasa,tapi tadi ada kejadian memalukan di sekolah karena kecerobohanku,bird”balasku memanggilnya bird,panggilan sayangku untuknya.
“nanti aja ceritanya ya,aku masih di mall bareng mama,ntar kalau aku udah pulang pasti aku langsung cerita ma kamu.”. tanpa menunggu jawaban dari Vandi,ku tutup emailku.
Ea Vandi udah menjadi pacarku selama hampir 4 bulan ini,meski hanya di dunia maya namun aku sangat percaya akan cinta kami,meski kami belum bertemu satu sama lain,tetap saja tak mengendurkan rasa cintaku padanya,begitupun sebaliknya. Sebenarnya mudah buat kami bertemu,secara kami sudah berada di kota yang sama,namun karena janji kita bersama,bertemu jika dia udah lulus dan umurku 17 tahun,baru kami akan bertemu.
“kenapa senyum – senyum begitu??”jawab kak andre yang tanpa ku sadari sedang menatapku,”eh nda ko” kata- kataku terpotong karena pesanan kami udah datang”oya makan,pesanannya udah datang ni kak”Lanjut ku memalingkan pembicaraan sebelum kak andre bertanya kembali. Kak andre hanya mengangguk saja.
“Tari,kamu disini,tadi mama cari kemana- mana”Kata mama yang tiba – tiba muncul dengan membawa kantong besar yang kuyakini hasil kerja kerasnya memilih- milih baju distand tadi. ‘Lha tadi kan tari udah ijin sama mama,”jawabku, “Tante ayo makan bareng kami,”kata kak andre yang berdiri dan mempersilahkan mama untuk duduk,mama terlihat sedang berpikir sesuatu,”kamu andre temennya aldi kan??”Tanya mama yang ditanya hanya mengangguk sambil tersenyum. “duuh gawat bisa – bisa kak andre tau kalau aku ini adiknya kak aldi,gimana kalau dia cerita ma temen- temen satu sekolah bisa gawat ni.” Kataku dalam hati sambil menatap kak andre yang sudah duduk kembali,yang ku tatap hanya tersenyum penuh makna.
“owh iya ndre,kenalin ini anak perempuan tante adiknya aldi”kata mama memperkenalkanku,aku tersenyum dengan paksa “duuh mati aku,”kataku dalam hati. “andre udah kenal tante”jawab kak andre sambil tersenyum memandangku yang justru memasang muka takut,”Owh iya?,waah berarti tante nggak usah ngenalin tari ke kamu donk,”Jawab Mama.” Kan kita satu sekolah jadi andre kenal tante” Kata Kak andre. Aku hanya bisa diam mendengarnya,”kenal? Perasaan baru hari ini dia mengenalku”bisikku dalam hati.
“Andre”terdengar suara yang memanggil kak andre,kami pun menoleh ke sumber suara dan ternyata dia mama kak andre,ketakutanku bertambah ketika mama dan mama kak andre saling menyapa,”gimana ni kalau mereka berdua bilang kepada anya kalau aku adik kak aldi,dia pasti marah ma aku,aduh gaswat”kataku dalam hati sambil memegang kepala yang tiba – tiba saja terasa pusing.
Setelah selesai makan kami pun berjalan menuju parkiran dan berpisah untuk pulang ke rumah masing – masing. Sesampainya di rumah aku langsung menuju kamar berniat untuk mandi. Setelah selesai ku rebahkan tubuhku ditempat tidur,”duuh lelah sekali hari ini,” Gumam ku. Angan menerawang memikirkan kejadian tadi dan bagaiman pendapat anya,jika dia tau yang sebenarnya apa dia akan menyebutku sebagai pembohong?? Tak ingin memikirkan yang tidak – tidak aku meraih laptopku untuk kirim email ke Vandi.
Aku bangun dan meraih laptop,membuka email lalu ngirim email kepada Vandi,ku ceritakan semua kejadian yang ku alami tadi siang. Kami saling berchatting ria saling sharing kejadian pada hari ini,membuatku sedikit tenang dan tak memikirkan tenteng anya lagi.
Meski jam udah menunjukkan pukul 06.00 wib,namun aku masih terdiam di tempat tidur,seperti tak ada niat bangun,padahal hari – hari biasa jam segini udah bersiap untuk turun. “rasanya males banget pergi ke sekolah, huuh”gumamku,namun tak urung aku bangkit dan berjalan kearah kamar mandi dengan tak bersemangat. Setelah terlihat rapi, aku pun membuka pintu kamar padasaat bi inah akan mengetuknya,
Bi inah tersenyum “tak kira non belum bangun,udah ditunggu di meja makan non,”kata bi inah,aku hanya mengangguk saja dan mengikutinya turun ke ruang makan.
mama,papa dan kak aldi udah ada di meja makan.
“kamu kenapa sayang? Ko’ tumben bangunnya siang?”kata mama,akuhanya menggeleng saja. “kamu sakit?”kata papa sambil memegang keningku,memeriksa suhu tubuhku. “nda ko’ tari nda apa- apa pah”jawabku, sambil tersenyum terpaksa dan menggigit roti jatah makan pagiku,kak aldi hanya memandangku saja.
Sesampainya di sekolah aku melangkahkan kaki dengan tak bersemangat. Memikirkan bagaimana reaksi anya,kalau mamanya menceritakan kejadian kemaren,karena aku belum pernah bercerita bahwa aku adalah adik kak aldi kepada anya,membuatku merasa pusing. Ku hembuskan napas dengan berat,”Ea aku harus menghadapi anya,bagaimanapun dia adalah sahabatku,jadi dia akan menerima alasanku” ku mantapkan langkah menuju kelas. Namun orang yang sejak semalem aku pikirkan belum berangkat,aku pun duduk dengan lesu. “tumben anya belum berangkat”gumamku.
“Anya kenapa nggak berangkat ya?? Nggak kasih kabar lagi”kata Tia,saat kami berada di kantin. “gue juga nggak tau,udah ku hubungi handphonenya tapi nggak ada sautan” Timpal tiwi,aku hanya mengaduk – ngaduk minumku. “Tar,loe kenapa tie,hari ini ko’ aneh banget?” Tanya Tiwi, aku hanya menggelengkan kepala tanpa berniat menjawab. “Ea,low ko’ aneh banget kaya gitu,kaya orang kesurupan tau,” Timpal tia.
Namun aku masih tetap saja diam tanpa berkata apa – apa, mataku tertuju pada gerombolan kak aldi yang baru saja memasuki kantin,aku berniat ingin bertemu dengan kak andre,namun orang yang aku cari tidak bersama mereka. “duuh kemana ya kak andre,”bisikku dalam hati,dan langsung beranjak dari tempat dudukku tanpa memperdulikan ocehan tia dan tiwi,aku langsung pergi meninggalkan kantin begitu aja.
“kira – kira dimana ya kak andre?” tanyaku dalam hati sambil memikirkan dimana aku bisa bertemu dengan kak andre. Tanpa berpikir panjang aku langsung pergi ke perpus,”mungkin dia ada disana”namun perkiraanku melesaet,dia tak ada disana,ditaman juga tak ada,sudah ku cari – cari bahkan ke kelasnya,namun tetap saja tidak ketemu. Mencarinya membuatku lelah,dan duduk di tempat duduk samping lapangan.
“Kemana lagi aku harus mencari kak andre?,sudah mengelilingi sekolah namun tetap saja nda ketemu,padahal aku ingin bertanya dan memastikan apakah dia cerita sama anya,tentang hal yang sebenarnya? Bagaiman kalau dia cerita ke anak satu sekolah bahwa aku adalah adik kak aldi,pasti satu sekolah ini,akan memanfaatkanku deh……….”gumamku dengan wajah yang putus asa dan kecewa.
“Ehem” terdengar orang berdehem,aku pun menoleh,betapa terkejutnya aku,mendapati seseorang yang kini berada ada disampingku. “ ka……..kak.sejak..ka…….pan ada disina?”tanyaku terbata – bata. “dari tadi” jawab kak andre sambil berdiri dan hendak beranjak pergi,ku cepat – cepat melangkah dan kini berada dihadapannya. “ada apa lagi?”Tanya kak andre. “kamu ingin tau apakah anya udah tau bahwa kamu adik aldi?,kamu ingin memastikan kalau aku cerita ke teman- teman tentang kamu? Ya anya udah tau bahwa kamu adik aldi,dia tau dari mama,dan sepertinya dia shok,dan tentang aku cerita sama temen- temen,jawabannya tidak,itu bukan urusanku, jadi buat apa aku cerita kemana – mana dan lagi pula aku tak punya wajah tukang gossip dan tak berniat jadi tukang gosip,permisi” lanjutnya.
Sejenak aku hanya bisa bengong,seraya mencoba mencerna semua perkataan kak andre,dan ketika sadar kak andre sudah berlalu pergi,ingin rasanya mengejar kak andre dan meminta maaf atas prasangkaku terhadapnya,namun ku urungkan niat,karena bel tanda msuk sudah berbunyi,membuatku melangkah berlawanan arah sama kak andre menuju ke kelas.
Next to Cerpen cinta ketika cinta harus rela ~03
Anya memang mengenal dekat sosok kak aldi,karena dia adalah adik kak andre,temen deket kak aldi sehingga membuatnya mudah untuk dekat dengan kak aldi,namun sayangnya kak aldi nda pernah membalas cintanya,jangankan membalas untuk lebih mengenal anya lebih dekat pun tak ia lakukan. Ku pikir cinta anya bertepuk sebelah tangan,namun gadis itu tetap saja tak menyerah dan masih berharap suatu saat kak aldi bisa membalas cintanya
. Sedangkan aku,tak ada satu pun temenku yang tau bahwa aku adalah adik kak aldi,karena kami jarang bersama,dan aku juga tak ingin temen – temen tau kalau aku adik dari kak aldi yang notabene idola para cewek di sekolah. Aku tak mau dideketin sama anak –anak hanya karena mereka ingin deket ma kak aldi. Istilahnya memanfaatin gitu lah. Makanya aku menutupi hal ini,selagi aku bisa menutupi. Sedangkan hubunganku ma kak aldi bisa dibilang acuh tak acuh ,kami jarang bersama,jangankan tuk mengobrol,duduk berdua pun sama sekali belum pernah. Jika dirumah hanya saling tatap dan sapa aja,duduk bersama Cuma dimeja makan dan ketika kumpul keluarga saja. Bagiku masih ada rasa canggung terhadapnya,meski kita sudah tinggal bersama selama 3 bulan ini.
“pagi ma pa” kataku sambil duduk dimeja makan untuk sarapan bersama.
“pagi juga sayang”jawab mama yang sambil menyerahkan nasi goreng kepadaku,”oiya tar,ntar temenin mama ke mall ya??Lanjut mama. “ngapain ma?bukannya seminggu yang lalu baru ke mall ya??Jawabku.
“mama mu itu kalau seminggu belum ke mall tu,bisa – bisa rumah ini diobrak abrik olehnya ,suka banget ke mall.”Kata papa menggoda mama,
”papa ini apa – apaan tie,masa mama dibilang gitu……….”kata mama saat kak aldi duduk disamping mama.
“Pada ngomongin apa tie ma pa”Tanya kak aldi dengan wajah penasarannya. “pagi – pagi ko’ udah ngrumpi”Lanjutnya. “ada deh,kamu mau tau aja,”jawab mama sambil berdiri menuju dapur,”paling ngomongin soal ke mall ma tari,dasar mama maniak belanja”gumam kak aldi. Papa dan aku tertawa dibuatnya karena pada saat bersamaan mama yang mendengar gumaman menjewer telinga kak aldi. Kak aldi ampun – ampunan minta maaf sambil melirik papa dan papa hanya angkat bahu saja.
Sesampainya di sekolahaku lalu pamit kepada papa. “ntar pulangnya dijemput mama sama pak Supri ya”Kata papa setelah aku turun dari mobilnya,aku hanya mengangguk saja. Ea setiap berangakat ke sekolah aku menebeng papa,sedangkan pulang selalu dijemput pak Supri,tak pernah bersama kak aldi,sehingga tak ada yang curiga bahwa aku bersaudara sama kak aldi.
Aku pun berjalan menuju halaman sekolah,pada saat yang bersamaan,motor kak aldi dan teman – temannya melewati gerbang. Aku dianggap sama seperti yang lain oleh kak aldi,tak pernah dianggap istimewa olehnya,tak pernah ia sengaja tersenyum atau sekedar melirikku,tak pernah menganggap aku ada sebagai adiknya setiap di sekolah. Namun ku anggap semua itu,dengan biasa saja,karena aku merasa nyaman dengan sikap kak aldi yang seperti itu.
“Door” sebuah dorongan mengagetkanku,”Ea ni anak pagi – pagi udah bengong”ayo ke kelas,ajak anya, tia.dan tiwi bersama. Aku pun mengukuti ajakan mereka,kami pun berjalan menuju kelas bersama-sama.
Bel berbunyi tanda jam istirahat,”Eh ke kantin yuk,”ajak Anya,”duuh nya,aku harus ke perpus dulu ni, mbalikin buku yang kemaren aku pinjem”jawabku sambil menunjukkan setumpuk buku. “Oke deh gue ke kantin duluan,ntar loe nyusul ya!”Perintah Anya
Secara bersamaan terdengar suara cempreng dari si kembar tia dan tiwi yang memanggil namaku dan anya secara bersamaan. Tia dan tiwi beda kelas denganku dan anya,mereka berdua sahabatku yang kembar,meski nama mereka tak terlalu mirip namun mereka adalah kembar identik yang sulit dibedakan.
Kami jalan bersama berempat,dengan canda tawa,disepanjang jalan menuju ke kantin,”ea kita berpisah deh.”Kata Tia” nda usah lebay,orang Cuma berpisah bentar aja dah lebay gitu,”jawabku sambil meninggalkan mereka dan membelok, sedang mereka jalan lurus sambil menyengir…………
karena tujuanku perpus jadi aku berbelok,sedangkan tujuan mereka ke kantin sehingga mereka lurus.aku meletakkan buku – buku yang ku bawa didepan petugas perpus sambil menunjukkan kartu perpusku. Setelah mengecek buku – buku yang ku bawa, petugas menyuruhku menaruh kembali buku yang ku pinjem ke tempatnya dengan alasan dia sedang sibuk.
Dengan berat hati,aku berjalan ke deretan rak buku. “huuh,nda tau apa aku sudah ditunggu temen – temen di kantin”gumamku lirih sambil menaruh buku dengan asal,tanpa melihat ke arah rak buku yang sudah penuh,buku tersebuut tidak bisa masuk,sehingga membuatnya jatuh,bruuuk “makanya kalau mau naruh buku tu,liat – liat dulu tempatnya,muat apa nggak .”terdengar suara dari samping.
Aku pun menoleh dan mendapati sesosok cowok yang wajahnya cukup familiar,namun ku tak tau namanya. “Seperti ku kenal “bisikku dalam hati sambil dan menunduk mencoba mengambil buku,namun cowok tersebut lebih dulu memungutnya. “sini gue bantu biar cepet,bukannya loe dah ditunggu ma temen – temen loe??”katanya sambil memasukan buku tadi dengan sempurna,dengan refleks aku menunjuk ke arahnya,belum sempet aku ngomong,cowok itu berkata”telingaku masih tajam untuk mendengar ucapanmu” sambil tersenyum dan berlalu yang membuatku bengong “ko’ dia bisa tau ya?? Perasaan tadi aku ngomongnya dengan suara pelan”gumamku lirih,”bahkan aku tak melihat dia ada disampingku”Lanjutku,sambil bergidik dan pergi meninggalkan perpus.
“Eh kemana aja tie tar,ke perpus aja lama banget” Kata tiwi,tepat saat ku duduk disampingnya. Aku tak menjawab namun pandanganku tertuju kepada seseorang,ya orang yang tadi ketemu diperpus yang mengagetkanku dan juga membantuku. Sekarang dia duduk tak jauh dari tempat kami berempat.
“Woooy”terdengar suara anya yang berat sambil menggoncangkan tanganku,”Ni anak kerjaannya nglamun mulu,tuh makan mie ayam baksonya.”Lanjut anya sambil menyodorkan pesananku. “loe tadi liat siapa tie,?? Sampai nggak mendengarkan tiwi ngomong”Nimbrung Tia. “bukan siapa – siapa ko’ aku tadi Cuma”jawabku menggantungkan perkataanku karena sedang menikmati mie ayam yang ada didepanku,ntah kenapa melihat makanan kesukaanku ini,tiba – tiba aku menjadi sangat laper,dan tak ingin berhenti memakannya.
“Owh loe lagi ngeliatin kak andre ya?”Tanya tiwi,sontak membuatku tersedak dan mereka hanya bengong,ku cepat – cepat mencari minum setelah menemukannya tanpa berpikir panjang aku langsung meminumnya. Membuat semua sahabatku tertawa terbahak – bahak. Menarik perhatian seisi kantin,termasuk juga gerombolan kak aldi,yang melihatku,dan cowok yang membantuku di perpustakaan tersenyum saat mata kami saling pandang.
“ Tari – tari loe itu kenapa masa aku Cuma ngasal nebak aja loe langsung tersedak gitu.”lanjut tiwi dengan masih memegang perutnya. “ach kalian seneng banget kayaknya,nda tau apa tersedak itu bisa membunhu orang?? Malah diketawain”jawabku ketus sambil mengambil tisu“Ea sory sory,habisnya tadi loe lucu banget tau tar”kata anya yang tak bisa menahan tawanya. “Ni lagi,mau ngomong apa kamu”kataku sebel sambil menatap tia yang siap – siap membuka mulut untuk berbicara,namun sudah terlebih dahulu ku potong. Aku hanya diam “kenapa tiwi bisa tau ya?low aku ngeliatin cowok itu,eh tunggu kata tiwi cwo itu namanya andre?? Berarti dia kakaknya anya donk??”bisikku dalam hati sambil melirik anya yang masih saja tertawa. “hiiiiiisssstt kalian ini” kataku lalu menyantap pesananku kembali,tak kapok aku meski baru saja tersedak.
Setelah bel pulang berbunyi,kami berjalan berniat meninggalkan sekolah,sebuah mobil avanza tepat berada depan gerbang dengan seorang wanita cantik yang ada didalamnya. Wanita tersebut mencoba keluar saat melihatku berjalan keluar gerbang sekolah,dan menghampiriku.
“Ko’ mama udah dateng,biasanya aku nunggu pak Supri dulu”kataku setelah menyalami tangan mama.”hehehe nda apa –apa lah,mama juga baru aja nyampe ko’”jawab mama” Oiya ma kenalin,ini temen – temen tari,”Kataku sambil menunjuk kepada ketiga sahabatku,mereka pun menyalami tangan mama sambil menyebutkan nama mereka masing – masing, mama hanya tersenyum “Ea udah ayo kita pergi tar,kita jalan duluan ya”Kata mama berpamitan kepda teman – temanku sambil menarik tanganku menuju mobil.
Mama membawaku ke sebuah pusat perbelanjaan,menuju marketnya,mengunjungi berbagai stan baju dan aksesoriesnya. “Mama mau beli baju lagi??”tanyaku ketika kami memasuki sebuah stan baju. “Ea,ni buat kado temen mama yang melahirkan,sekalian mama juga pengen beli baju”jawab mama tersenyum,sambil memilih milih baju,aku hanya duduk disebuah bangku yang disediain stand tersebut.
”Huuh mama itu,suka banget buang – buang uang,beda banget ma ibu.”gumamku lirih sambil mengamati mama yang dengan asyik memilih milih baju. “biasalah namanya juga ibu – ibu,”terdengar suara yang menyahutku,”Tapikan lebih baik ditabung atau disedekahin gitu”Kataku,aku pun tersadar bahwa ada yang menjawab perkataanku tadi. Sejenak aku terdiam dan menoleh……..
“huuuaaahhhh”tanpa basa – basi aku tersontak kaget dan langsung berdiri dan menabrak orang yang sedang lewat,aku pun minta maaf kepada orang yang tak sengaja ku tabrak,namun cwo yang yang membuatku kaget hanya tersenyum saja.
“ lo ko’ kamu ada disini se.. sejak kapan??”Tanyaku terbata – bata saking shoknya. “Sejak kamu baru masuk ke stan ini,gue udah duduk dibangku ini,sebelum kamu duduk. Mengerti??”jawab cwo itu yang tak salah dan tak lain adalah kak andre,dan dia juga yang mengagetkanku saat diperpus. Aku hanya bengong dan tersenyum sambil kembaki duduk disampingnya. “kenapa mukanya masih shok gitu?? Aku kesini nemenin mamaku juga.”kata kak andre seakan tau kalau aku ingin bertanya sedang apa ia disini,namun tak bisa ku ungkapin karena aku yang masih shok.
Aku pun menghelas napas dalam,dan mencoba menenangkan dirikku sendiri “oke tari,dia udah dari tadi duduk disini jadi dia bukan hantu.”kataku dalam hati mencoba menenangkan.….. setelah menhela napas dan tenang aku pun mencoba melirik kak andre,kak andre pun tersenyum. “Memang wajahku menakutkan ya sehingga kau pikir aku itu hantu”katanya sambil terus memandangku.
Sumpah jantung ini hampir copot karena lagi – lagi dikagetkan olehnya. Karena dia bisa menebak dengan tepat isi hatiku. Aku yang mendengarnya hanya bisa tersenyum kaku. “kamu,tari kan?? Temennya anya?”kata kak andre memulai percakapan setelah aku terlihat tenang.
”He.em ko’ tau ??jawabku mengikuti gaya bicara anak – anak remaja masa kini. Ets……….aku Tersadar gaya bicara kak andre berubah yang tadinya loe- gue,loe –gue sekarang menjadi aku kamu.. “Anya,sering cerita tentang teman – temannya. Nggak nyangka kita ketemu lagi disini,”Lanjutnya. “kamu udah makan??”aku hanya menggeleng. “sepertinya mama kamu dan mamaku masih lama gimana kalau kita makan distand sebelah,aku udah laper”ajak kak andre sambil berdiri. “Tapi kak,nanti kalau mama nyariin gimana??”tanyaku kepada kak andre. “gampang aja,kita tinggal pamit dulu kepada mereka,dan menyuruh mereka untuk menyusul kita kalau mereka sudah selesai,gampangkan”jawab kak andre sambil tersenyum simpul. “owh iya ya,kenapa tak terpikir olehku”kataku senang,”ea udah aku pamit dulu sama mama ya kak”kataku sebelum berlalu meninggalkan kak andre untuk menghampiri mama.
Tak ada satupun dari kami yang berbicara selama menunggu pesanan datang,aku yang bingung mau bicara apa, sedangkan kak andre hanya sibuk dengan buku yang ia baca. Karena jenuh ku keluarkan hpku dan membuka email berharap ada pesan dari Vandi.
Ternyata tepat dugaanku ,Vandi mengirimkan email untukku. “ hallo bear,gimana hari ini di sekolah??”pesan dari Vandi,dia selalu memanggilku bear,panggilan sayang darinya untukku,kulihat waktu kiriman emailnya,ternyata udah setengah jam yang lalu,”kalau tentang pelajaran seperti biasa,tapi tadi ada kejadian memalukan di sekolah karena kecerobohanku,bird”balasku memanggilnya bird,panggilan sayangku untuknya.
“nanti aja ceritanya ya,aku masih di mall bareng mama,ntar kalau aku udah pulang pasti aku langsung cerita ma kamu.”. tanpa menunggu jawaban dari Vandi,ku tutup emailku.
Ea Vandi udah menjadi pacarku selama hampir 4 bulan ini,meski hanya di dunia maya namun aku sangat percaya akan cinta kami,meski kami belum bertemu satu sama lain,tetap saja tak mengendurkan rasa cintaku padanya,begitupun sebaliknya. Sebenarnya mudah buat kami bertemu,secara kami sudah berada di kota yang sama,namun karena janji kita bersama,bertemu jika dia udah lulus dan umurku 17 tahun,baru kami akan bertemu.
“kenapa senyum – senyum begitu??”jawab kak andre yang tanpa ku sadari sedang menatapku,”eh nda ko” kata- kataku terpotong karena pesanan kami udah datang”oya makan,pesanannya udah datang ni kak”Lanjut ku memalingkan pembicaraan sebelum kak andre bertanya kembali. Kak andre hanya mengangguk saja.
“Tari,kamu disini,tadi mama cari kemana- mana”Kata mama yang tiba – tiba muncul dengan membawa kantong besar yang kuyakini hasil kerja kerasnya memilih- milih baju distand tadi. ‘Lha tadi kan tari udah ijin sama mama,”jawabku, “Tante ayo makan bareng kami,”kata kak andre yang berdiri dan mempersilahkan mama untuk duduk,mama terlihat sedang berpikir sesuatu,”kamu andre temennya aldi kan??”Tanya mama yang ditanya hanya mengangguk sambil tersenyum. “duuh gawat bisa – bisa kak andre tau kalau aku ini adiknya kak aldi,gimana kalau dia cerita ma temen- temen satu sekolah bisa gawat ni.” Kataku dalam hati sambil menatap kak andre yang sudah duduk kembali,yang ku tatap hanya tersenyum penuh makna.
“owh iya ndre,kenalin ini anak perempuan tante adiknya aldi”kata mama memperkenalkanku,aku tersenyum dengan paksa “duuh mati aku,”kataku dalam hati. “andre udah kenal tante”jawab kak andre sambil tersenyum memandangku yang justru memasang muka takut,”Owh iya?,waah berarti tante nggak usah ngenalin tari ke kamu donk,”Jawab Mama.” Kan kita satu sekolah jadi andre kenal tante” Kata Kak andre. Aku hanya bisa diam mendengarnya,”kenal? Perasaan baru hari ini dia mengenalku”bisikku dalam hati.
“Andre”terdengar suara yang memanggil kak andre,kami pun menoleh ke sumber suara dan ternyata dia mama kak andre,ketakutanku bertambah ketika mama dan mama kak andre saling menyapa,”gimana ni kalau mereka berdua bilang kepada anya kalau aku adik kak aldi,dia pasti marah ma aku,aduh gaswat”kataku dalam hati sambil memegang kepala yang tiba – tiba saja terasa pusing.
Setelah selesai makan kami pun berjalan menuju parkiran dan berpisah untuk pulang ke rumah masing – masing. Sesampainya di rumah aku langsung menuju kamar berniat untuk mandi. Setelah selesai ku rebahkan tubuhku ditempat tidur,”duuh lelah sekali hari ini,” Gumam ku. Angan menerawang memikirkan kejadian tadi dan bagaiman pendapat anya,jika dia tau yang sebenarnya apa dia akan menyebutku sebagai pembohong?? Tak ingin memikirkan yang tidak – tidak aku meraih laptopku untuk kirim email ke Vandi.
Aku bangun dan meraih laptop,membuka email lalu ngirim email kepada Vandi,ku ceritakan semua kejadian yang ku alami tadi siang. Kami saling berchatting ria saling sharing kejadian pada hari ini,membuatku sedikit tenang dan tak memikirkan tenteng anya lagi.
Meski jam udah menunjukkan pukul 06.00 wib,namun aku masih terdiam di tempat tidur,seperti tak ada niat bangun,padahal hari – hari biasa jam segini udah bersiap untuk turun. “rasanya males banget pergi ke sekolah, huuh”gumamku,namun tak urung aku bangkit dan berjalan kearah kamar mandi dengan tak bersemangat. Setelah terlihat rapi, aku pun membuka pintu kamar padasaat bi inah akan mengetuknya,
Bi inah tersenyum “tak kira non belum bangun,udah ditunggu di meja makan non,”kata bi inah,aku hanya mengangguk saja dan mengikutinya turun ke ruang makan.
mama,papa dan kak aldi udah ada di meja makan.
“kamu kenapa sayang? Ko’ tumben bangunnya siang?”kata mama,akuhanya menggeleng saja. “kamu sakit?”kata papa sambil memegang keningku,memeriksa suhu tubuhku. “nda ko’ tari nda apa- apa pah”jawabku, sambil tersenyum terpaksa dan menggigit roti jatah makan pagiku,kak aldi hanya memandangku saja.
Sesampainya di sekolah aku melangkahkan kaki dengan tak bersemangat. Memikirkan bagaimana reaksi anya,kalau mamanya menceritakan kejadian kemaren,karena aku belum pernah bercerita bahwa aku adalah adik kak aldi kepada anya,membuatku merasa pusing. Ku hembuskan napas dengan berat,”Ea aku harus menghadapi anya,bagaimanapun dia adalah sahabatku,jadi dia akan menerima alasanku” ku mantapkan langkah menuju kelas. Namun orang yang sejak semalem aku pikirkan belum berangkat,aku pun duduk dengan lesu. “tumben anya belum berangkat”gumamku.
“Anya kenapa nggak berangkat ya?? Nggak kasih kabar lagi”kata Tia,saat kami berada di kantin. “gue juga nggak tau,udah ku hubungi handphonenya tapi nggak ada sautan” Timpal tiwi,aku hanya mengaduk – ngaduk minumku. “Tar,loe kenapa tie,hari ini ko’ aneh banget?” Tanya Tiwi, aku hanya menggelengkan kepala tanpa berniat menjawab. “Ea,low ko’ aneh banget kaya gitu,kaya orang kesurupan tau,” Timpal tia.
Namun aku masih tetap saja diam tanpa berkata apa – apa, mataku tertuju pada gerombolan kak aldi yang baru saja memasuki kantin,aku berniat ingin bertemu dengan kak andre,namun orang yang aku cari tidak bersama mereka. “duuh kemana ya kak andre,”bisikku dalam hati,dan langsung beranjak dari tempat dudukku tanpa memperdulikan ocehan tia dan tiwi,aku langsung pergi meninggalkan kantin begitu aja.
“kira – kira dimana ya kak andre?” tanyaku dalam hati sambil memikirkan dimana aku bisa bertemu dengan kak andre. Tanpa berpikir panjang aku langsung pergi ke perpus,”mungkin dia ada disana”namun perkiraanku melesaet,dia tak ada disana,ditaman juga tak ada,sudah ku cari – cari bahkan ke kelasnya,namun tetap saja tidak ketemu. Mencarinya membuatku lelah,dan duduk di tempat duduk samping lapangan.
“Kemana lagi aku harus mencari kak andre?,sudah mengelilingi sekolah namun tetap saja nda ketemu,padahal aku ingin bertanya dan memastikan apakah dia cerita sama anya,tentang hal yang sebenarnya? Bagaiman kalau dia cerita ke anak satu sekolah bahwa aku adalah adik kak aldi,pasti satu sekolah ini,akan memanfaatkanku deh……….”gumamku dengan wajah yang putus asa dan kecewa.
“Ehem” terdengar orang berdehem,aku pun menoleh,betapa terkejutnya aku,mendapati seseorang yang kini berada ada disampingku. “ ka……..kak.sejak..ka…….pan ada disina?”tanyaku terbata – bata. “dari tadi” jawab kak andre sambil berdiri dan hendak beranjak pergi,ku cepat – cepat melangkah dan kini berada dihadapannya. “ada apa lagi?”Tanya kak andre. “kamu ingin tau apakah anya udah tau bahwa kamu adik aldi?,kamu ingin memastikan kalau aku cerita ke teman- teman tentang kamu? Ya anya udah tau bahwa kamu adik aldi,dia tau dari mama,dan sepertinya dia shok,dan tentang aku cerita sama temen- temen,jawabannya tidak,itu bukan urusanku, jadi buat apa aku cerita kemana – mana dan lagi pula aku tak punya wajah tukang gossip dan tak berniat jadi tukang gosip,permisi” lanjutnya.
Sejenak aku hanya bisa bengong,seraya mencoba mencerna semua perkataan kak andre,dan ketika sadar kak andre sudah berlalu pergi,ingin rasanya mengejar kak andre dan meminta maaf atas prasangkaku terhadapnya,namun ku urungkan niat,karena bel tanda msuk sudah berbunyi,membuatku melangkah berlawanan arah sama kak andre menuju ke kelas.
Next to Cerpen cinta ketika cinta harus rela ~03