Cerpen Cinta Sedih "Tak Sebiru Langit ~ 02"

by Unknown , at 04.36 , has 0 komentar
Sesampainya disanggar Naela,aku melihat Naela sedang meminum sesuatu.
“Kau minum obat lagi”tanyaku,”hei kau sudah datang,ko’aku tak tau kau datang??”jwb Naela.
“Barusan ajah, kamu itu sakit apa si?, Ko’ minum obat banyak sekali?”tamyaku.
”Pasca kecelakaan aku emang harus meminum obat-obat ini, biar aku sembuh. Itu juga kalau aku bisa sembuh”jwb Naela.
“Kau pasti bisa sembuh Nae”kataku.
Naela hanya mengangguk saja.
“Ohya kau bilang ingin menunjukkan sesuatu padaku”tanyaku penasaran.
“Owh iya, aku sampai lupa”kata Naela, diapun mendorong kursi rodanya ke sebuah lemari,aku melihatnya sambil mempersiapkan kanvasku.
“Taraaaaaaaaaaa”kata Naela sambil menunjukkan botol-botol berisi sebuah cairan.
“Ini adalah pewarna alami kak”kata Naela bersemangat.
“Aku sering menggunakannya untuk lukisanku,karena dengan warna ini aku bisa melihat lukisan seperti hidup” lanjutnya.
“Kau menggunakan ini untuk mewarnai lukisanmu?, kalau aku selalu menggunakan cat air biasa” Kataku.
“Tapi meskipun begitu kau bisa membuat lukisannya seperti hidup”kata Naela,
“Bagiku kau hebat kak, bisa membuat seperti itu, Sedangkan aku tak bisa, mungkin karena aku tak suka menggunakan cat buatan” Lanjutnya,
“Tapi bagaimana kau mendapatkan warna alami seperti ini??”tanyaku
“Warna ini tak bisa dicari ditoko manapun, aku memperolehnya dengan membuatnya sendiri” jawab Naela.
“Membuat sendiri??” tanyaku penasaran.
“Yaps, aku mengambil warna-warna ini dari bunga yang ku keringkan, Dan hasilnya seperti ini” jawab Naela.
“Tapi itu akan membutuhkan waktu yang lama tuk membuat hasil yang baik” kataku.
“Emang tapi itu akan membuat hasil yang mengagumkan bagiku” lanjut Naela.
“Itu sebabnya lukisanmu tak bisa kau selesaikan untuk dipamerkan?” tanyaku.
“Iya karena aku harus membuat warna dulu,jadi susah tuk menyelesaikannya, Lagipula aku tak bisa………..”kata Naela terpotong.
Aku sangat penasaran dengan Naela. “lagipula apa? Kau tak bisa karena apa?”.
Ekspresi Naela sangat mencurigakan.
“lagi pula aku tak bisa mencari warna biru yang alamikan??”kata Naela sambil menyeringai.
“kau tak mungkin mengambil langit untuk kau jadikan sebagai warna biru alamimu”lanjutnya sambil tersenyum.
Aku berlutut mendekatinya “jika kau menyuruhku mengambil langit yang biru itu untukmu, aku pasti akan melakukannya”kataku.
“karena seberat apapun permintaanmu, aku sangat ingin mengabulkannya”lanjutku sambil memegang tangannya dan memandang matanya, mata yang selalu membawa kesejukan bagiku, tapi mata itu penuh dengan rahasia, tak ku sangka bibirku menyentuh bibirnya sangat hangat, lembut dan damai…. Tak ku sangka Kami berciuman.
Bruuuk suara Sesuatu mengangetkan kami, kupun kembali berdiri. Perasaan canggung pun muncul terhadapku.
“ok sekarang kita mulai melukis”kataku mencairkan suasana.
Naela hanya tersenyum dan mengangguk, lalu kami bersiap-siap melukis.
“ohya kak, hari ini kau ingin melukis apa?”Tanya Naela saat dia memulai membuka kanvasnya.
“Aku ingin melukiskan wajah seseorang yang saat ini ada dihatiku,dan aku akan memberikan lukisan itu padanya”jawabku sambil malu-malu.
“Owh jadi kau sudah punya pacar y?”Tanya Naela kembali.
“bukan pacar, tapi orang yang kusayang dan kucintai saat ini,tapi aku belum mengungkapkan perasaanku kepadanya”jawabku singkat sambil memulai membuat sketsa.
“kenapa kau tak ungkapkan perasaanmu?, Jangan kelamaan nanti dia diambil orang lho. Heheheheh” kata Naela menggodaku.
Aku hanya tersenyum “kurasa dia takkan kemana-mana, dan akan ku pastikan tidak ada orang yang akan mengambilnya dariku” jawab ku.
“ohya” kata Naela dengan nada menggoda.
“Udah ach jangan kau goda terus aku ini” kataku dia hanya tertawa
“kau sendiri apa yang ingin kau lukis saat ini??”tanyaku kepada Naela.
“owh itu bukan suatu yang besar, tapi ini adalah harapan terakhirku. Aku sangat ingin menyelesaikannya, dan bisa memperlihatkannya pada semua orang” Jawab Naela.
“kau pasti bisa menyelesaikannya”jawabku menyemangati Naela.
“ohya apa aku boleh tau siapa gadis yang ada dihatimu kak”Tanya Naela kembali.
”hem…. Kasih tau nggak ya……..”jawabku menggodanya.
“ih…….kau ini”kata Naela dengan nada manja.
Kami pun tertawa bersama,dan melanjutkan melukis bersama. “kau pasti tau, karena gadis itu adalah dirimu”kataku dalam hati.


Begitulah kami selalu bersama,menghabiskan hari-hari bersama-sama dengan melukis,hingga kini tiba saatnya untuk mengungkapkan perasaanku padanya,perasaan yang membuatku selalu ingin bersamanya dan yang ku pendam selama ini, dan ku rasa inilah waktu yang pas untuk mengungkapkannya. Kamipun membuat janji makan malam bersama,ku siapkan segala mentalku,untuk malam ini.
”waah-waah mas keliatan sangat keren malam ini,apa mas mau kencan ya??”Tanya pak Asto menggoda.
“ach bapak ini,aku hanya akan makan malam bersama Naela pak.”jwbku seringai.
“owh jadi gadis itu mba Naela, bapak kira mba Laela, gadis yang mas lukiskan?” kata Pak Asto.
“Iya pak, dia yang ku lukis, bukan hanya di kanvas, tetapi juga dihatiku” kataku.
“Tapi menurut bapak mereka mirip ya, walau bapak nggak pernah ketemu sama mba Naela”lanjut pak Asto.
“mereka memang mirip tapi mereka beda pak,udah ach aku mau pergi, ntar telat lagi” kataku sambil jalan menuju mobil.
Setiba ku dirumah Naela, ku ketuk pintu rumahnya dengan hati yang dagdigdug. Pintupun terbuka.
“Maaf mas cari siapa ya??”Tanya seorang ibu dia adalah pembantu Naela.
“Maaf bi, non Naelanya ada??tanyaku.
“Non Naelanya tidak ada dirumah mas,”jawab bibi tersebut.
“Kemana bi, aku udah ada janji sama dia”kataku penasaran.
Mana mungkin dia lupa janji ku sama dia dalam hatiku bertanya.
“siapa bi?” suara orang dari dalam.
Diapun mendekat, ternyata suara itu dari Laela.
”Hai fian, ada apa kau kesini?” Tanya Laela.
“Hei juga aku ingin bertemu Naela, apa Naelanya ada??”tanyaku.
Laela hanya diam dan melewatiku, aku mengikutinya dia menuju bagasi dan seperti ingin pergi. Ku cegah dia, kupegang tangannya saat dia membuka pintu mobil.
“kau mau kemana? Kau belum menjawab pertanyaanku, dimana Naela?” tanyaku penasaran.
Laela menghempaskan tanganku.
“kau ingin tau dimana adikku berada?”.
Aku hanya mengangguk.
“Maka dari itu ikut aku dan jangan banyak Tanya” lanjutnya, akupun mengikuti apa katanya, masuk ke mobil tanpa banyak Tanya.
di mobil kami hanya diam, tak ada kata yang keluar dari Laela, begitupun denganku, tak ada kata yang keluar, meski sangat banyak pertanyaan yang ingin ku tanyakan kepadanya. Kulihat ekspresi Laela yang sangat sedih, bahkan hampir menangis. Akhirnya kami tiba ditempat tujuan,yaitu rumah sakit.
Begitu banyak pertanyaan yang ada dihatikku yang sangat ingin aku tanyakan ke Laela.
“Aku ingin bertemu Naela, kenapa kau membawaku kemari??”itulah pertanyaan yang paling utama yang sangat ingin aku tanyakan. Namun tetap saja aku hanya diam dan mengikuti kemana Laela membawaku. Langkah Laela,berhenti pada sebuah kamar VIP dari rumah sakit tersebut.
”kau bilang kau ingin bertemu Naela” Tanya Laela yang kini berbalik ke arahku. Aku hanya diam dan mengangguk kebingungan.
“Dia ada diruangan ini,berbaring lemah dan tak berdaya”lanjut Laela sambil meneteskan air mata. Tak ku sangka,jantungku seperti melemah,Laela benar, Naela ada disana berpaling lemah,dengan begitu banyak peralatan pernapasan.
“Naela divonis dokter menderita attacksia, lima tahun yang lalu. Penyakit itu perlahan-lahan membuat seluruh tubuhnya lumpuh, kondisi badan Naela yang lemahlah, yang membuat penyakit itu cepat menyebar”kata Laela. Sepertinya dia tahu apa yang ada dipikirkanku.
“dia memakai kursi roda bukan karena dia mengalami kecelakaan,tapi karena dia sudah lumpuh satu tahun yang lalu” Lanjut Laela sambil menitihkan air mata.
Ku tau betapa sangat berat baginya kenyataan ini, tak terasa air mataku jatuh,tanpa seijinku dia mengalir membasahi pipiku.
“Dan kau tau kata dokter mungkin dia takkan bertahan lama”.
Aku tak kuat mendengarnya, ku peluk Laela yang menangis, hatikupun menangis. Baru saja aku ingin mengungkapkan perasaanku.
“Ya Tuhan sembuhkanlah dia. Sembuhkanlah gadis yang sangat aku cintai ini, biarkan aku bahagia bersamanya” do’aku yang ku panjatkan disaat air mata ini mengalir.
END???!!!...
Apa – apaan ini. Gantung amat yak, Kalo emang sad ending harusnya di matiin aja #Mendadak kejam. Ha ha
Over all, thanks ya Novi atas cerpen kirimannya. Terus lah berkarya.
Oke?...
SYIP!!!!!..
N buat yang mau ngirim karyanya terus di post di blog ini kaya si Novi boleh kok. Kirim aja langsung ke email anamerya17@gmail.com. Tapi dalam bentuk attacement ya. Cape ngeditnya. Suwer deh.
Biodata penulis :
Nama : Novi
Facebook : DevilOpi DhiM-dHim
Cerpen Cinta Sedih "Tak Sebiru Langit ~ 02"
About
Cerpen Cinta Sedih "Tak Sebiru Langit ~ 02" - written by Unknown , published at 04.36, categorized as Cerpen , cerpen Cinta , cerpen sedih , Tak sebiru langit . And has 0 komentar
0 komentar Add a comment
Bck
Cancel Reply
Theme designed by inaprofit.com - Ndybook - Published by O-KAO
Powered by O-KAO