Cerpen matahari belum terbenam merupakan karya dari Andi Chindiel Reader sekali gus temen dunia maya Admin.
N buat kalian kalian semua yang mau cerpen nya nangkring di blog ini juga bisa ikutan kok. Caranya cukup gampang. Tinggal kirimkan karya kalian ke email anamerya17@gmail.com. Begitu cerpen admin terima akan langsung admin balas. So cek lagi emailnya ya.
Akhir kata, Happy reading...
Terduduk lelah di bawah rindang pohon beringin,sambil menahan luka kaki akibat benturan yang di alaminya saat bermain sepak bola bersama teman-teman sebayanya.
Dialah Mansur putra bungsu dari keluarga sudrajat,bapak Mansur adalah seorang pensiunan tentara nasional republik Indonesia.sambil menahan sakit kakinya itu terlintas sebuah kepiluan dalam hatinya karna mansur tidak bisa melanjutkan pendidikan bersama teman-temanya,Mansur yang saat ini berusia genap 15 tahun mengisi keseharianya dengan bermain,bermain dan bermain.keterbatasan biaya hidup orang tuanya yang mengharuskanya untuk tidak melanjutkan sekolahnya ke jenjang selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA).
Iya…lagi-lagi uanglah yang menjadi kendala utama seseorang yang ingin bisa menggapai cita-citanya,bak membentur tembok besar yang menghalangi langkah untuk mencapai sebuah tujuan.mungkin apa yang di alami Mansur ini teramat miris mengingat perjuangan orang tuanya yang tak pernah lelah mengucurkan keringat demi melawan penindasan yang dilakukan bangsa lain terhadap tanah air tercinta di masa dulu.
Orang tua Mansur sebenarnya tidak tega melihat Mansur yang selalu menatap cemburu ketika melihat teman-temanya berlalu dengan mengenakan seragam putih abu-abu,terlihat sekali wajah penuh pengharapan terlukis jelas di mata Mansur.mansur memahami bahwa orang tuanya yang sudah renta dan di serbu berbagai macam penyakit tidak akan mungkin sanggup membiayai pendidikanya hanya dengan mengandalkan pensiunanya yang tidak seberapa.
Dalam kegundahanya Mansur tersadar dia tidak boleh terdiam terbawa arus kehidupan yang di alaminya sekarang. Dalam bisikan hati,Mansur harus segera mengayuhkan dayung sekuat tenaga menuju tepi sebelum terjun lebih dalam lagidi pekatnya keterpurukan.
Mansur selalu ingat nasihat ibunya “nak,,, jangan pernah menyalahkan takdir yang tuhan berikan kepada kita dengan keterbatasan yang kamu miliki jadikan itu sebuah cambuk agar kamu dapat segera berlari untuk meraih semua yang kamu inginkan”.Setiap kali mengingat pesan itu jiwa Mansur selalu bergejolak dan ingin segera melakukan perubaha.
Saat itu hari senin,Mansur terbangun,,,dia berkedip-kedip memandang ke arah jam dinding yang terpampang lurus di hadapanya,ternyata jam masih menunjukan pukul 05:10,Mansur segera menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan segera melakukan kewajibanya sebagai seorang muslim.setelah selesai melakukan shalat Mansur terdiam diteras depan rumahnya sambil mendengar merdunya kicauan burung ocehan peliharaanya.dalam diam Mansur berfikir
“kegiatan berguna apa yah yang harus aku lakukan?”.akhirnya Mansur memutuskan untuk berjalan-jalan keluar rumah sambil meikmati sejuknya udara pagi,di jalan Mansur bertemu beberapa temanya yang hendak berangkat menuju sekolahnya salah satunya yaitu Agung,Agung adalah teman terdekat Mansur. “mao kemana lw sur” Agung menyapa,,,
“jalan-jalan gung nyari yang nggak ada di rumah” hahaha…Agung tertawa mendengar jawaban Mansur
“yaudah sur gua kesekolah dulu ya,,dah siang neh”… “ok dah” jawab Mansur.
Saat Mansur berjalan di tepi jalan raya tanpa di sadari dari arah belakang muncul sebuah mobil box yang bermuatan sepatu-sepatu bermerk mendekat dengan kecepatan yang cukup tinggi,tanpa sempat mengjhindar Mansur tersambar mobil box tersebut Mansur pun jatuh tersungkur,muatan mobil box itu berhamburan keluar dan kaki kiri Mansur terjepit di antara trotoar dan bemper mobil box itu.mansur terkaget,dengan rasa sakit yang begitu menggelegar Mansur berteriak astaghfirullahhala’dziim sekeras-kerasnya dan sebanyak-banyaknya.mansur berharap kejadian ini hanyalah sebuah mimpi,namun inilah takdir tuhan siapapun tidak bisa menghindar dari apa yang telah tuhan rencanakan untuk kita.
Supir mobil box itu dengan segera melarikan diri dengan penuh kepanikan tanpa memperdulikan kondisi korban yang di tabraknya.tak lama berselang warga mulai banyak berdatangan dan dengan segera membawa Mansur yang tak tersadarkan diri kerumah sakit terdekat,Mansur pun masuk UGD dan segera mendapatkan penanganan dari Dokter rumah sakit tersebut.keluarga Mansur yang mendapat kabar memilukan itu kaget mendengar Mansur mengalami kecelakaan dan sedang dirawat di Rumah Sakit.dengan segera orang tua Mansur mendatangi rumah sakit tersebut untuk melihat keadaan Mansur.bapaknya Mansur menanyakan kondisi Mansur kepada Dokter yang menanganinya
“bagaimana dok,,keadaan anak saya” Tanya bapaknya Mansur dengan wajah penuh kekhawatiran.
“jadi begini pak,,,tulang kaki kiri putra bapak mengalami keremukan di bagian tungkainya, jadi harus segera di amputasi agar tidak membusuk dan terinfeksi”. Mendengar keterangan Dokter bapak Mansur terkaget dengan mata melotot seakan tidak percaya musibah yang sedang di alami oleh putranya. Akhirnya dengan rasa terpaksa orang tua Mansur mengijinkan sang Dokter mengamputasi kaki Mansur. Sudah seminggu Mansur terbaring tak tersadarkan diri di atas putihnya ranjang rumah sakit. Waktu itu jam 01:00 dini hari jari-jari tangan Mansur bergerak perlahan di susul dengan kedipan mata yang tersilaukan oleh cahaya lampu. Keluarga Mansur yang saat itu sedang tertidur di ruang perawatan tempat Mansur di rawat tidak mengetahui tanda-tanda Mansur akan siuman dari koma yang di alaminya.
Mansurpun akhirnya tersadar, bingung dan agak lupa dengan apa yang terjadi di hari, itu dengan banyaknya lilitan selang yang melintang di sekujur tubuh, Mansur segera tersadar bahwa dia mengalami kecelakaan. Mansur merasa pegal-pegal di seluruh anggota tubuhnya karna memang sudah seminggu dia tidak menggerakan tubuhnya,Mansur belum menyadari bahwa kaki kirinya telah di amputasi. Saat Mansur ingin beranjak dari tempat tidurnya alangkah terkejutnya Mansur melihat kaki kirinya yang sudah tidak utuh lagi. Mansur menangis meronta-ronta tak terkendali, spontan orang tua Mansur yang sedang tertidurpun terkaget dan segera meredam aksi Mansur. Ditengah rengekanya itu Mansur menanyakan kepada orang tuanya.
“apa yang sebenarnya terjadi dengan kaki Mansur Bu,,,? ”. Ibu mansurpun ikut menangis dan menjelaskan secara perlahan kepada Mansur
“ yang sabar ya nak,,,kaki kiri kamu harus di amputasi karena kalau tidak, bisa menjadi busuk dan inveksi”dalam pelukan ibunya Mansur terus menangis. Setelah beberapa lama kemudian mansurpun mulai menerima kenyataan pahit itu.
1 bulan pasca kejadian memilukan itu. Mansur jadi jarang bicara dan hampir tidak pernah keluar dari rumahnya. Seiring berjalanya waktu dan banyaknya masukan-masukan dari teman-teman yang mengunjunginya untuk memotivasi Mansur agar tidak terbelenggu. Mansur tersadar bahwa tuhan punya rencana lain di balik semua ini. Akhirnya Mansur mulai memberanikan diri keluar rumah dan berkumpul dengan teman-teman sekitar rumahnya.
Ada seorang tetangga yang menawarkan pekerjaan kepada Mansur dia adalah Bp.H.Komar, beliau menawarkan pekerjaan kepada Mansur untuk menjaga toko sembako yang dimilikinya, dengan segera Mansur menyatakan kesediaanya untuk bekerja.
3 bulan sudah Mansur bekerja, Dari hari-kehari batin Mansur selalu di selimuti kejenuhan. Hati Mansur berkata “ Dari pada aku selalu melamun mungkin akan lebih menenangkan kalau aku menuangkan suasana hati dan imajinasiku di atas sebuah kertas. Mansur memang hobi menggambar, dengan segera Mansur membeli peralatan untuk melukis, setelah Mansur mendapatkan peralatan yang dibutuhkanya Mansur mulai memikirkan apa yang hendak di gambarnya, sambil menunggu pelanggan datang Mansur terus mencari objek menarik apa yang hendak ia gambar. Ada seorang anak kecil yang menangis sambil memegang boneka beruang kecil. Mansur mendapat ide untuk menggambar anak tersebut, dan mulailah jemari Mansur menari di atas kanvas putih. Setelah beberapa jam berlalu hasilnya sudah mulai terlihat dan akhirnya pun selesai. Namun Mansur kurang puas dari hasil lukisanya itu. Mansur menanyakan pendapat teman-temanya tentang lukisan pertamanya yang baru di selesaikanya itu. Ternyata Mansur mendapatkan jawaban yang kurang memuaskan. Mansur tidak putus asa dia selalu berusaha dan mencoba, berharap suatu saat nanti lukisanya menjadi sebuah karya seni yang bernilai tinggi.
Hari berlalu minggu pun berganti bulan,keseharian Mansur yang bekerja sebagai pelayan toko selalu di nikmati dan di syukurinya. Mansur mulai akrab dan berteman baik dengan kuas dan cat air yang selalu menemani kesendirianya. Hasil lukisan Mansur kini mulai banyak mengalami peningkatan. Agung teman akrab Mansur selalu memuji setiap lukisan yang dibuat oleh Mansur dan agung pun meminta Mansur untuk melukis dirinya, dengan senang hati Mansur menyanggupi permintaan itu. “ oh iya gung kebetulan besok gua dikasih libur sama pak Haji”, “oooh,,, yaudah gung besok gua ke rumah lo deh”,jawab agung dengan perasaan senang. “ok deh besok gua tunggu di rumah jam 9an yah”.
Hari yang di tunggu agung telah tiba, jam telah menunjukan pukul 09:00, dengan segera agung bergegas menuju rumah Mansur. Setibanya di rumah Mansur, agung disambut dengan senyuman oleh tuan rumah. Tanpa basa-basi Mansur segera mengeluarkan peralatan lukisanya dan agung terduduk diam menjadi objek lukis Mansur. Perlahan cat air mulai membanjiri kanvas, agung dengan penasaran menanti hasil ayunan kuas Mansur.setelah hampir 2 jam berlalu akhirnya selesai juga. Ternyata hasilnya cukup memuaskan. Agung tidak menyangka bahwa hasilnya bisa sampai seperti itu, agung pun memuji Mansur “ wihhh…machooo sur,,,jadi rada gantengan gua di lukis sama lw”,
“ ah bisa aja lw” dengan wajah yang tersipu malu Mansur menanggapi sanjungan agung.
Sejak saat itu agung memberanikan diri untuk mempromosikan keahlian Mansur sebagai seorang pelukis kepada orang-orang yang dikenalnya, tentu saja dengan persetujuan dari Mansur, kebetulan putri pertama Bapak H.Komar menikah, pak Haji yang mengetahui keahlian Mansur dalam melukis memintanya untuk melukis pasangan pengantin yang tidak lain adalah putrinya dan menantunya. Untuk di jadikan sebagai kenang-kenangan. Mendengar permintaan Pak Haji Mansur merasa tersanjung dan sudah pasti Mansur tidak akan menolak permintaan tersebut. Ini pertama kalinya Mansur melukis pasangan pengantin, awalnya Mansur agak gerogi takut hasilnya tidak memuaskan, namun akhirnya Mansur dapat menyelesaikanya dan hasilnya lumayan memuaskan. Dan pasangan pengantin itu juga merasa terpuaskan dengan hasil lukisan Mansur. Mansurpun mendapatkan imbalan yang cukup unuk membuatnya tergiur dan ingin terjun lebih dalam lagi masuk ke dalam dunia seni lukis. itu menjadi uang pertama yang diperolehnya dari hasil melukis.
Tawaran memakai jasa Mansur untuk melukis foto keluarga, melukis pasangan pengantin baru, muda-mudi yang sedang kasmaran mulai banyak berdatangan. Mansur sangat mensyukuri karunia yang di berikan Allah SWT atas keahlianya itu. Pundi-pundi rupiahpun mulai banyak mengalir kesakunya, tapi Mansur mempercayakan kepada orang tuanya untuk memegang uang hasil kerja kerasnya. Orang tua Mansur begitu bangga melihat kegigihan anaknya itu, dengan kondisi fisiknya yang tidak sempurna itu Mansur tetap berjuang keras untuk membahagiakan orang tuanya dan merubah masa depanya menjadi lebih baik lagi.
2 tahun berlalu, dengan pengalaman dan keyakinanya serta didukung oleh teman-teman sesama seniman Mansur memberanikan diri untuk membuka Pameran Lukisan di Galeri Nasional Jakarta. Masyarakat merespon positif pameran yang di gelar oleh Mansur, hasilnya pameran itu meraih sukses karena banyak lukisanya yang terjual dan nama Mansur mulai melambung di dunia seni lukis Tanah Air.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas pencapaian yang berhasil Mansur raih.
Di usia Mansur yang menginjak 22 tahun. Mansur sudah memiliki segalanya dan bisa membahagiakan orang tua dan saudara-saudaranya. Dengan tekad, keyakinan dan usaha yang Mansur jalani hal yang tak mungkin bisa saja menjadi mungkin.
Biodata penulis :
- Nama : Andi Chindiel
- Facebook : Andi Chindiel
- Judul asli : Matahari Belum Tenggelam