Hay teman teman semua, Admin dapat kiriman cerpen lagi ni. sebelumnya doi juga sudah pernah mengirimkan cerpennya di sini dengan judul Cerpen Kejhidupan Matahari belum terbenam. Nah untuk cerpen kali ini judulnya Kepalsuan di balik topeng.
Gimana sih sama cerpennya?. Yuks kita simak bareng - bareng. Happy Reading..
Oh ya, Sekedar mengingatkan, untuk teman teman yang ingin ikutan menyumbangkan cerpennya di sini, bisa ikutan juga kok. Caranya gampang cukup kirimkan di email Anamerya17@gmail.com. Oke?...
Malam minggu, huuft.
Lagi-lagi nongkrong diwarung kopi bang Timbul.
Tapi ini sudah cukup menghibur. Karena di sekeliling gua banyak teman-teman yang selalu menghibur dengan gaya candaan mereka masing-masing.
Oia , gua Dylan, jomblowan yang gak ada obatnya. sejak kecil hingga sekarang yang usia gua sudah menginjak 21 tahun, status di facebook gua masih saja jomblo. Tapi bukan karna gak laku gua jomblo. Karena gua belum nemuin aja yang pas.
Malam minggu berikutnya seperti biasa, gua dateng ke warung kopi bang timbul, tetapi malam minggu ini sepi sekali, teman-teman gua yang biasa pada ngumpul gak ada satu pun.
Gua pun bertanya ke bang timbul,
“bang, anak-anak pada kemana nehh…?”
“gak tau lan, tau neh tumben jam segini belom pada nongol” jawab bang timbul dengan mengerutkan dahinya.
Terpaksa gua duduk sendirian di bangku kayu yang pakunya pada nongol dan sering bikin celana gua pada sobek. “payah dah neh bangku”. 30 menit berlalu, buat gua itu waktu yang cukup lama. Karna kesendirian gua di manfaatkan oleh gerombulan nyamuk yang menyerang bertubi-tubi. “di kira darah gua milik PMI kali”.
Gelisah, bingung ingin ngapain, akhirnya melahirkan emosi yang kemudian mengambil peranan. Ada botol minuman mineral yang gak jauh dari tempat gua duduk dan masih terisi air kira-kira seperempat (¼) botol. Entah kerasukan setan apa, gua tendang itu botol sekuat tenaga, pas banget kena kepala pengendara sepeda motor yang kebeneran lewat. Mungkin karna kaget atu kesakitan juga, pengendara itu pun terjatuh bersama sepeda motor yang di kendarainya.
Wadduuuh,,, calon di caci maaki neh gua.
Dengan perasaan penuh bersalah, gua hampirin pengendara yang jadi korban kekonyolan gua tadi. Dengan maksud meminta maaf dan siap menanggung semua resiko akibat perbuatan gua tadi. Gua rangkul tangannya trus dia buka helm yang di pakainya, ternyata dia seorang wanita, yang menurut gua lumayan cantik. Untungnya dia memakai helm, jadi gak ada luka di bagian kepala, Cuma ada luka goresan di bagian lengannya saja. Tapi keadaan sepeda motornya lumayan parah dan butuh perbaikan.
Benar saja,,,sesaat sehabis melepaskan helmnya, wanita itu langsung melepaskan amarahnya tanpa peringatan.
“gimana sihh lo…gak punya otak lo yaa,,,udah dewasa kelakuan masih kaya anak kecil,,, gak malu lo sama umur,,,! Iseng banget sih.”
Gua cuman bisa bilang “maaf,,,maaf,,,maaf,,, saja sepanjang cacian yang di lontarkanya. Untungnya gak banyak orang yang liat kejadian yang memalukan itu. Cuman ada bang timbul yang ikut ngebantu.
“sabar mbak,,,sabar,,,.tenang aja mbak dia mao tanggung jawab ko.”
Dengan tatapan yang melotot, wanita itu membalas perkataan bang timbul
“sabar, sabar, enak bangat lo bilang sabar. Gak tau lo, ini badan pada sakit semua.
Gua pun langsung menyela dengan nada lembut di tengah omelan wanita itu
“yaudah mbak , saya minta maaf. Dan saya juga akan memperbaiki motor embak,,, truss apa lagi mbak yang harus saya lakuin sebagai permintaan maaf saya ?
“yaudah saya maafin, tapi saya gak mao tau, motor saya harus kembali ke keadaan semula, tanpa ada lecet sedikitpun.”
“begini saja mbak, saya minta nomer handphon embak, besok siang kita ke bengkel bareng. Gimana mbak,,?.
Dengan nada membentak wanita itu menjawab
“ yaudah neh catet, awas lho kalau besok gak nongol. Saya tau kamu sering nongkrong di sini kan”.
Malam berlalu, kicauan burung yang bersaing berebut makan, menandakan pagi telah datang. Tapi mata masih saja mengantuk,
karena semalam begadang hingga subuh. Tidur lagi ahh,,, hoaammm.
Jam sudah mengarah pukul 11 siang. Matahari pun sedang asik-asiknya menyinari sebagian bumi di hiasi cerahnya awan. Akhirnya gua terpaksa bangun, karena gua punya utang janji, untuk memperbaiki motor yang kena sial karna ulah gua semalam.
Mandi sudah, pake pakaian,, yang rapihan dikit dan empat semprotan parfum menyudahi persiapan untuk bertemu si wanita manis itu.
Segera gua menelponya dan janjian untuk bertemu di warung kopi bang timbul. Ketika gua datang, ternyata dia sudah menunggu. Mungkin karna dia naek motor jadi lebih cepat dia datangnya.
Langsung ketika kita ketemu. Kita menuju bengkel sepeda otor yang kebetulan milik teman gua juga. Yaitu yadi.
Gua ngerasa canggung canggung untuk ngebuka obrolan. Akhirnya gua mulai dengan berkenalan, karna dari sekian banyak kata yang di lontarkanya semalam tak, satu pun kata yang menyebutkan nama dia itu siapa.
“oia mbak, kayanya kita belom kenalan deh…saya Dylan,,,kalo boleh tau namanya siapa yah?”.
“ohh iya,, saya wulan”sambil tersenyum.
“wulan sudah gak marah kan soal kejadian tadi malam?” Tanya gua yang ingin mengakrabkan diri.
Wulan menjawab dengan wajah ramahnya. “gak apa-apa ko lan,,,yang penting Dylan mao bertanggung jawab.
Obrolan pun berlanjut hingga ngelantur kesana-kesini. Tak terasa waktu, ternyata sepeda motornya telah selesai diperbaiki.
Yadi datang menghampiri kami yang lagi asik ngobrol.
“lan, dah beres neh motornya”
“oh iya,, makasih yadi”
Selesai memperbaiki sepeda motor. Gua mengajak wulan untuk singgah ke rumah makan yang ada di pinggir jalan sambil melanjutkan obrolan. Ternyata wulan itu orangnya menyenangkan. Berbeda sekali pada saat pertama bertemu.
Dari kejadia itu kita jadi sering bertemu dan mengisi liburan bersama. Kita juga sering berkomunikasi lewat handphone.
Wulan memang masih sendiri, akan tetapi,, wulan pernah bercerita bahwa ada seorang pria yang di sukainya. Pria itu adalah surya, surya tidak lain adalah teman semasa kuliahnya yang di sukai oleh wulan. Bahkan wulan pernah menyatakan cintanya kepada surya, namun surya mengabaikanya karna surya sedang dekat dengan wanita lain.
Setelah lama tidak bertemu, mereka berjumpa kembali di acara reunion bersama teman-teman kuliahnya dulu. Benih cinta yang sempat hilang akhirnya mulai tumbuh kembali di hati wulan. Namun sayang wulan harus menahanya karna surya sudah memiliki tambatan hati.
Mendengar kisah cinta wulan yang selalu berharap pada satu cinta yang tak kunjung nyata, membuat gua ngerasa simpatik, dan gua harus mengacungkan dua jempol untuk kesetiaanya. Padahal wulan itu cantik, pintar, baik, dan selalu membuat suasana menjadi ramai. Untuk mencari seorang pria yang terbaik, menurut gua itu teramat mudah untuk wanita seperfect wulan dan gua ngerasa iri pada surya.
Di lain sisi, perasaan suka gua kepada wulan semakin lama semakin kuat. Tapi gua ragu untuk mengatakanya, mengingat wulan yang masih berharap pada surya.
Waktu berlalu begitu cepat, kalo gua gak segera mengutarakan perasaan gua ke wulan. Maka kegelisahan ini gak bakalan pernah hilang.malah yang ada jadi derita yang berkepanjangan.
Akhirnya gua memberanikan diri untuk mengutarakan perasaan gua kepada wulan.gak perduli jawaban apa yang bakal gua dapat. Dari pada gua menunggu,,,hasilnya sudah pasti akan pedih.
Kebetulan besok hari libur, gua mengajak wulan pergi ke suatu tempat. Sepanjang malam gua jalan sama wulan, ternyata keberanian itu mendadak hilang. Perasaan gua selalu di bayangi hal-hal yang buruk. Setelah cukup lama berada di taman kota, ternyata keberanian itu tak kunjung datang, gua pun mengajak wulan untuk kembali ke rumah, karna malam hampir larut.
Saat wulan melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam rumahnya, dengan segera gua raih tanganya dan melancarkan misi yang tadi sempat tertunda. Dengan ucapan yang terbata-bata gua paksakan untuk mengucapkanya karna hati ini sudah terlalu berat menanggung beban ini.
“wulan, tunggu sebentar, ”
“iyah, ada apa lagi Dylan”. Begitu syahdu terdengar jawaban itu.
“sebenarnya Dylan ingin mengatakan ini dari kemarin-kemarin. Tapi Dylan takut wulan marah, truss berubah sikap, dan merusak hubungan baik kita”.
“Emangnya Dylan mao ngomong apa ,,? gak mungkin lah wulan marah tanpa alasan. Langsung ngomong aja !”
Akhirnya gua pun menyatakan perasaan cinta gua ke wulan sambil memegang kedua tangan lembutnya. Setelah gua mengatakanya, gua langsung menundukan kepala, menunggu jawaban dari wulan diiringi dentuman jantung yang berdetak keras tanpa irama. Dan pandangan gua tertuju pada kedelapan jemari indahnya yang sedang gua pegang erat. Karena kedua jari jempolnya di tekuk , jadi tidak terlihat.
wulan tak langsung menjawab, dan melepaskan tangannya dari genggaman tangan gua.
Sekilas gua berfikir apakah ini tanda penolakan…?
Wulan pun menjawab,,,
“maaf Dylan, sebelumnya wulan mau Tanya,,, kenapa Dylan bisa cinta sama wulan ?”
Kalo menurut gua pertanyaan seperti ini itu aneh. Karna cinta itu selalu datang tiba-tiba dan kebanyakan selalu tanpa alasan. Sebenarnya gua males untuk menjawab pertanyaan ini. Tapi untuk memastikan wulan, gua jawab semampu gua.
Tapi ternyata wulan tidak mau terburu-buru mengambil keputusan. Wulan meminta waktu satu minggu untuk mempertimbangkanya.
Gua pun pulang kerumah dengan rasa penasaran tingkat tinggi.walaupun gua tau sebenarnya wulan itu masih sangat berharap pada surya. Tapi gua mau membuktikan bahwa dengan gua pun dia bisa bahagia.
Seminggu telah berlalu, waktu yang ditunggu itu akhirnya tiba. Tarik nafas panjang,,,lari-lari kecil di dalam rumah. Persiapkan fisik dan mental menunggu jawaban dari wulan yang akan merubah warna di dalam kehidupan gua. Akankah di penuhi warna keindahan atau kegelapan.
Dengan langkah kaki yang terburu gua datang ke rumah wulan. Wulan menyambut baik kedatangan gua dan telah siap dengan jawaban yang telah di pertimbangkanya.
Duduk berdua di halaman rumah wulan, di awasi pijar lampu yang seolah memata-matai kebersamaan kami.
“gimana wulan,,, apa Dylan sudah bisa mendapatkan jawaban itu sekarang ?”.
Sambil tersenyum wulan menanggapi pertanyaan itu.
“iya , wulan sudah mengambil keputusan ko.”
Dengan perasaan cemas gua menunggu kata-kata yang keluar dari mulut manisnya.
Tik,,,tik,,,tik,,,tik,,,wulan coba memainkan tempo untuk membuat gua semakin penasaran.
Akhirnyaaa,,,duaaaarrr
Wulan nerima cinta guaaaa,,,,
Tuwingg,,,tuwing,,,tuwing,,, seolah ada jutaan kembang api yang mengucapkan selamat kepada hati ini, karna hati ini sudah tidak lagi sendiri.
Hari-hari gua berikutnya selalu di penuhi dengan kegembiraan. Selalu bersemangat menjalani kehidupan, serasa ingin hidup seribu tahun lagi. Handphon ini gak lagi sepi, di pesan kotak masuk dan keluar di penuhi dengan nama wulan.
Satu bulan telah berlalu, tiba-tiba surya muncul kembali di kehidupan wulan. Dan saat ini surya telah berpisah dengan kekasihnya yang terdahulu. Surya yang sedang menjomblo ini ternyata berusaha mendekati wulan yang dulu pernah di abaikanya.
Wulan memang selalu cerita kalau akhir-akhir ini surya sering menghubunginya, dan wulan pun sudah menceritakan ke surya bahwa saat ini wulan sudah memiliki kekasih.namun tetap saja surya selalu berusaha mendekati wulan.
Jelas gua merasa cemas. Karna wulan pernah jatuh hati pada surya. Gua takut cinta wulan pada surya tumbuh kembali dan akhirnya wulan meninggalkan gua.
Tanpa sengaja, gua melihat wulan yang di bonceng sepeda motor dengan pria lain menuju rumahnya. Gua curiga pria itu adalah surya.
Tapi kenapa dia gak cerita, kalo dia habis jalan bareng surya.
Besoknya gua dateng ke rumah wulan, untuk menanyakan hal yang kemarin gua lihat.
“wulan,,, kemarin abis ketemu sama surya yah,,,?”
Dengan ekspresi wajah yang bingung. Wulan terkaget,,,ternyata dia ketauan
“wulan jawab saja jujur,,, Dylan tau wulan masih menyimpan rasa kan sama surya ?”.
Wulan pun akhirnya menjawab,
Jawaban wulan itu menyatakan bahwa ternyata wulan sudah menjalin hubungan kasih dengan surya atau berpacaran. Dan wulan sudah tidak lagi cinta sama gua.
Begitu mudah kata-kata itu keluar. Kemarin dia bilang cinta, tiba – tiba sekarang dia bilang tidak cinta.
Gak banyak yang bisa gua katakana, setelah wulan berkata seperti itu. Karna gua juga gak mau memaksakan cintanya wulan. Tapi kenapa dia terima gua waktu itu. Dan bilang cinta juga ke gua.????
Akhirnya gua sadar, sebenarnya wulan gak pernah cinta sama gua, cintanya hanya untuk surya.
Kemarin itu wulan terima gua hanya untuk pengisi hatinya sementara, sambil menunggu kedatangan cintanya surya.
Gua ngerasa di bodohi, seorang wanita yang gua anggap baik itu ternyata tega memperlakukan gua seperti ini.
Saat itu gua ingat.
Wartawan india pernah berkata
“ jika cinta membuat hatimu sakit maka jadilah orang yang bisa di banggakan oleh banyak orang, saat kau memperoleh prestasi terbaik yang tidak semua orang bisa dapatkan, maka dengan sendirinya akan ada banyak cinta yang mendatangimu”
Mungkin gua akan melakukan apa yang dikatakan oleh wartawan india ini. Untuk melupakan kepedihan kisah cinta yang gua alamin.
Gua pun berusaha melupakan kisah kelam bersama wulan. Dan sekarang gua melanjutkan hidup kembali dengan semangat.
Ternyata hanya dalam jarak dua minggu wulan kembali datang, dan wulan bercerita bahwa dia sudah tidah ada hubungan lagi dengan surya. Karna surya telah meninggalkanya untuk kembali pada mantanya. Ternyata wulan hanya di jadikan pelarian sementara oleh surya.
Wulan pun akhirnya merasakan, bagaimana rasanya di permainkan oleh cinta. Mungkin ini yang di namakan hukum karma. Karna itu, jika kita tidak ingin di sakiti maka kita jangan menyakiti .
Wulan akhirnya meminta maaf ke gua, dan memohon ke gua untuk kembali bersama dengan dia. Sebenarnya gua merasa kasihan dan ada rasa untuk bersama lagi. Tapi mengingat sakitnya perasaan ini sewaktu di tinggal dia. Membuat gua menolak permohonan wulan untuk bersama lagi. Sifat wulan yang tidak memperdulikan perasaan gua waktu itu dan hanya mementingkan kebahagiaan dirinya sendiri membuat gua yakin, bahwa dia bukanlah yang terbaik buat gua,,,Dylan.
End
Biodata penulis :
Nama : Andi Chindiel
Facebook : Andi Chindiel
Judul Cerpen : Kepalsuan di balik Topeng manis