Bagian 1
Sebenarnya ini lebih tepat jika di sebut sebagai cerbung dari pada cerpen. Cerpen kan cerita pendek tapi ini malah pake bagian – bagian segala yang membuat ceritanya jadi panjang. Bersambung lagi. Derita gagal menjadi novels, jadi cerpenis masih kerenan lah kedengaranya. Apa deh nie Cipta karya cerpen Ngomong nggak nyambung banget. Mendingan langsung di baca aja yuk.
Pernikahan Kita
Pernikahan. Selalu saja satu kata itu yang keluar dari mulut Ibu. memangnya kenapa kalau aku belum mau menikah. aku baru berusia 24 tahun. apalagi alasannya sungguh tidak bermutu. . Hanya karena aku harus mengurus seluruh perusahaan . cih, bukan kah masih ada kak bela yang dengan rela akan mengurusnya?.
Begitu sampai di tingkungan, seperti biasa aku langsung membelokan mobilku kearah taman. Rutinitas yang aku lakukan sejak 2 minggu terakhir. Bukan, bukan karena aku kurang kerjaan. Tapi karena di sana aku akan melihat bidadari ku. Bukan saja karena parasnya yang terlalu menyilaukan untuk ku, terlebih akan sifatnya yang seperti malaikat bagiku. Yang mampu membuatku terdiam terpaku memandangnya. ya, hanya memandangnya. Walaupun sudah lebih 14 hari rutinitasku melihatnya aku masih belum berani untuk menghampirinya.
Apakah kalian pikir karena aku takut di tolak?. itu mustahil, karena tanpa bermaksut sombong walaupun aku pantas untuk menyombongkan diri, tapi ketahuilah ketampanan wajahku di atas rata - rata. Jadi mustahil aku akan menerima penolakan. Walau nyatanya aku tetap terpaku di sini karena aku suka melihatnya yang tertawa bebas bersama anak - anak itu, atau kepalanya yang mengangguk - angguk dengan earphon yang ada di telinganya saat sedang membaca buku sambil mendengarkan musik. aku hanya melihanya karena ia objek terindah untuk mataku.
Walau sedikit ragu akhirnya aku nekat keluar dari mobil saat mendapati rintik gerimis yang tiba - tiba turun tanpa permisi telah berubah menjadi hujan deras. Aku tidak rela jika Tubuh mungilnya harus sakit karena itu. namun langkah ku segera terhenti ketika mendapatinya yang justru menegadahkan tangan menatap langit. Menikmati hujan. Membiarkan dirinya basah kuyup. Mencium wanginya air yang jatuh. yang Semakin menyihirkku yang tak mampu mengalihkan tatapan darinya.
Pernikahan Kita
Konyol?. Sangat. Bagaimana bisa ibu memutuskan perjodohan untukku tanpa memikirkan sedikitpun penolakan mati - matian dari ku. memang nya siapa dia?. Hanya karena ia telah menyelamatkan ibu dari kecelakaan yang hampir merengutnya di jadikan alasan untuk menjadikan aku sebagai imbalannya. Keterlaluan.
Lantas bagaimana akan nasib gadis ku?. walau aku sedikit bingung bagaimana istilah ini bisa muncul?. Bagaimana ia bisa menjadi gadisku sementara nama, siapa dia sama sekali tidak ku ketahui. Karena yang ku tahu adalah ia telah menarik semua perhatian ku.
Pernikahan Kita
Kembali seperti biasanya. Aku memarkirkan mobil ini untuk menantinya. menanti kehadiranya. Hari ini aku sudah memutuskan untuk menemuinya. memintanya menjadi istriku lebih tepatnya . Sesuai janjiku pada ibu. Bahwa aku akan membawakan calon istri untuknya. Persetan jika dia menganggap ku gila karena pada kenyataan nya dia memang sudah membuat aku tergila - gila padanya. dan aku yakin aku bisa menaklukannya.
"Nona, jadilah istriku!!!".
Sepasang mata itu menatap ku terkejut. mata yang kebeningan dan ketajamannya mampu menembus sampai ke jantungku. Keningnya sedikit berkerut. Tanpa diberitahu aku tahu kalau ia sedang bingung. Bahkan mungkin mengangap aku gila. Tapi bukankah sudah ku katakan kalau aku memang sudah gila karenanya?.
"Kau melamarku?".
"Tidak. Aku baru saja menawarkan seluruh hidupku untuk kau habiskan bersamamu".
Ia hanya tersenyum sinis. Hei, apa dia pikir aku hanya bermain - main.
"Maaf tuan. Tapi aku tidak tau siapa dirimu. jadi...".
"Rian. Pria yang akan menganti namamu menjadi nyonya rian" potong ku cepat sebelum ia menyelesaikan ucapanya.
"Lantas apa yang bisa kau janjikan jika aku menerima tawaranmu?".
"Hidup ku. Aku akan menyerahkan seluruh hidup ku untukmu".
"Tawaran yang menarik. Sepertinya sangat menarik malah. Tapi maaf tuan . Aku menolaknya".
"Kenapa?".
"Karena aku sudah menerima tawaran yang lebih bagus darimu. Selamat siang".
Kata yang keluar dari bibir mungilnya itu benar - benar bagai pisau belati untuk ku. pisau yang langsung merobek ke dalam jantung ku. Maaf nona, Siapapun dirimu. Tapi aku tidak menerima penolakan.
Pernikahan Kita
Brang!!!.
Terdengar bunyi barang - barang yang dibanting oleh ku dari kamar. emosi ku benar - benar sudah tidak mampu untuk ku tahan. Apa masih belum cukup aku di tolak gadis yang selama ini diincar. Kenapa sekarang orang tuanya dengan semena - mena menetapkan tanggal pernikahnnya. Dan yang lebih menyakitkan gadis bodoh yang di jodohkan denganya hanya inginkan uang dari keluarganya. ya, Pernikahan yang ayah dan ibu tetapkan untuknya adalah pernikahan bersarat. Syarat bahwa gadis itu bersedia menikah dengan imbalan uang darinya.
Apakah kedua orang tuanya sama sekali tidak berpikir kalau ini benar benar hal yang paling konyol sedunia. Menikahkan anak nya pada orang yang jelas - jelas hanya mengincar hartanya. yang jelas - jelas tidak di cintainya. Yang rela menjual dirinya hanya untuk uang. keterlaluan.
tok tok tok.
"Rian, keluarlah. Calon istrimu sudah menunggu" suara halus itu terdengar dari balik pintu.
Aku benar - benar tidak habis pikir, bagaimana bisa suara yang terdengar begitu lemut tega memperlakukan hidup ku seperti ini.
"Calon istri. Apa pantas ia menyandang gelar itu. Dia hanya perempuan murahan yang tega menjual dirinya hanya untuk uang. Dia tidak lebih dari seorang pe...".
Plak. Sebuah tamparan mendarat mulus di pipiku.
"Rian!. Jaga bicaramu".
"Ibu menamparku demi perempuan murahan itu itu?".
"Mutiara. Dia punya nama. dan kau salah dia bukan perempuan murahan. Tapi dia adalah malaikat yang turun untuk menjagamu".
"Heh, malaikat?" cibirku sinis. "Malaikat yang memandang harta diatas segalanya. Tidak eoma, dia itu iblis yang telah merasuki mu, ayah dan juga kakak. Bagaimana bisa kalian setega ini padaku".
"Rian, percayalah. Kami tidak mungkin menjerumuskan mu. Kami percayakan kau padanya bukan tanpa alasan" suara Ibu terdengar lelah.
"Alasan apa yang bisa ku terima Bu?".
"Bahwa dia akan menjadi pusat grafitasimu" Balas ibu lirih namun entah mengapa menurutku terdengar begitu tegas. Benar kah gadis itu sehebat itu?.
Baiklah. Jika itu memang yang kau ingin kan. Dasar Gadis bodoh. Kau sudah menghancurkan hidupku. Dan aku akan pastikan kalau kau akan merasakan neraka hidup bersamaku. aku bersumpah untuk itu.
"Baiklah ibu. Jika memang begitu menurutmu. Silahkan kau persiapkan semuanya. dan katakan pada MALAIKAT itu, aku tidak ingin menemuinya. Sampai ketemu di dipelaminan".
Pernikahan Kita
Bersambung. Tunggu kelanjutan cerpen Pernikahan Kita yang selanjutnya.